Suhartiniblog
TUT WURI HANDAYANI ING NGARSO SUN TULODO

Sang guru dalam workshop slide 1

kenangan workshop guru mukomuko yg bikin haru

Senyuman manis dari sang guru 2

Inilah kegiatan sang guru dalam yang selalu akrab terhadap anak didik

sang guru 3

Ini salah satu kegiatan dalam kebersamaan sang guru menuju profesional

sang guru 4

kegiatan seperti workshop atau pelatihan memang sangat penting bagi sang guru.

Sang guru 5

kegiatan seperti workshop dilakukan oleh sang guru di mukomuko.

Sang guru 6

kegiatan photo bersama dalam keakraban sang guru.

Sang guru 7

kegiatan photo bersama sebagai kenangan.

sang guru 8

Ini juga bagian kebersamaan dari sang guru.

Sabtu, 20 Oktober 2012

Pengaruh Prilaku Individu Terhadap Efektifitas Organisasi



A. Pendahuluan
Kerjasama OrganisasiManusia sebagai makhluk berakal merupakan makhluk yang mendapat kedudukan tertinggi. Oleh karena itu, manusia selalu menjadi motor penggerak dalam setiap kegiatan yang ada, baik itu kegiatan untuk manusia itu sendiri sebagai individu maupun manusia sebagai makhluk sosial, bahkan pada hakikat tertinggi adalah menyadari manusia sebagai makhluk Tuhan.
Dalam ilmu manajemen disebutkan bahwa manusia termasuk ke dalam salah satu aset sumber daya, yaitu sumber daya manusia. Sumber daya manusia memberikan cetusan kreatif di setiap organisasi. Kreativitas manusia itulah yang nantinya akan membawa dampak pada kemajuan atau kemunduran dari organisasi dilihat dari bagaimana manusia sebagai sumber daya tersebut mengolahnya.


Orang-orang merancang dan menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa, mengendalikan mutu, memasarkan produk-produk, mengalokasikan sumberdaya finansial, dan menetapkan keseluruhan strategi dan tujuan organisasi. Tanpa orang-orang yang efektif nampaknya sangat sulit bagi organisasi tersebut meraih tujuan-tujuannya. Tidak satupun sumberdaya yang mempunyai pengaruh yang sangat kuat terhadap organisasi selain sumber daya manusia.
Sebagai salah satu sumber daya, manusia yang notebene mempunyai perilaku, akan mempengaruhi perilaku dalam organisasi tersebut. Perilaku manusia tersebut tak lepas dari bagaimana manusia tersebut mengatur dirinya sendiri sehingga dapat memberikan kontribusi kepada organisasi atau perusahaan tempat dia beraktivitas.

B. Permasalahan
Manusia dalam dimensinya sebagai motor dalam sebuah organisasi mempunyai peran yang sangat signifikan. Dengan demikian seberapa besar pengaruh dimensi manusia  terhadap efektivitas organisasi tersebut.

C.  Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dimensi manusia terhadap efektivitas organisasi tersebut.

D. Sistematika
Makalah ini disusun dengan sistematika sebagai berikut: A. Pendahuluan, B. Permasalahan, c. Tujuan Penulisan, D. Sistematika, E. Dimensi Manusia, F. Efektivitas, G. Perilaku, H. Perilaku Individu yang mendukung Efektivitas Organisasi, I. Kesimpulan

E. Dimensi Manusia
Schein mengidentifikasikan empat tipe asumsi menejemen terhadapa karyawannya:
  1. Manusia Rasional-Ekonomis : Asumsi model ini adalah bahwa orang mengevaluasi pelbagai tindakan dan memilih yang potensial memberikan manfaat maksimal.
  2. Manusia Sosial : Karyawan termotivasi pada kebutuhan sosial melalui hubungan dengan orang lain.
  3. Manusia yang mengaktualkan diri : Manusia memotivasi dan mengontrol diri untuk mendorong mereka bekerja.
  4. Manusia Kompleks : Manusia bersifat kompleks dan selalu berubah. Karyawan bisa saja mengadopsi motif baru berkat pengalaman mereka.
Dengan demikian bahwa manusia dapat digolongkan ke dalam berbagai asumsi sesuai dengan kebutuhan manusia itu sendiri. Bagi para ahli yang mendukung teori-teori tentang manusia dan peranannya dalam setiap kegitan keorganisasian ataupun kegitan bekerja lainnya, bahwa manusia selalu berada dalam tahapan-tahapan untuk mencari tempat yang sesuai dengan motivasi dan kebutuhannya sendiri.

F. EFEKTIVITAS
Keefektifan adalah penilaian yang dibuat secara individu sehubungan dengan prestasi individu, kelopok, dan organisasi. Makin tinggi prestasi terhadap prestasi yang diharapkan, maka makin lebih efektif kita menilai mereka.
Keefektifan terdiri dari tiga perspektif:
  1. Keefektifan individual ; Perspektif ini menekankan pelaksanaan tugas dari pekerja atau organisasi.
  2. Keefektifan kelompok ; Perspektif ini adalah jumlah sumbangan dari anggotanya.
  3. Keefektifan organisasi; Perspektif keefektifan organisasi adalah keefektifan individu dan kelompok.
Hubungan ketiga keefektifan tersebut bahwa keefektifan kelompok tergantung pada keefektifan individu, dan keefektifan organisasi tergantung pada keefektifan kelompok.
Kriteria keefektifan meliputi:
  1. Produksi
  2. Efisiensi
  3. Kepuasan
  4. Keadaptasian
  5. Pengembangan
G. PERILAKU
Perilaku organisasi adalah penelaahan tentang individu dan kelompok dalam organisasi. Sebuah organisasi juga mempunyai perilaku yang sama dengan perilaku manusia.
Perilaku berhubungan dengan kepribadian dan sikap. Perilaku yang baik akan menentukan keprbadian dan sikap yang baik pula. Perilaku individu adalah perilaku yang dimiliki oleh setiap orang. Perilaku seseorang dengan orang lain berbeda – beda. Perbedaan ini menentukan keunikan individu tersebut, sehingga juga berpengaruh pada keunikan yang terdapat dalam organisasi. Seorang manajer harus paham betul akan keunikan para pegawainya.
Dalam aliran perilaku memandang bahwa organisasi terdiri dari tugas – tugas dan manusia. Adanya peranan anggota dalam kelompok sebagai faktor yang menentukan terbentuknya perilaku organisasi. Kebiasaan dan norma kelompok membentuk perilaku dan mempengaruhi tingkat produktivitasnya.

H.  PERILAKU INDIVIDU YANG MENDUKUNG EFEKTIVITAS ORGANISASI
Perilaku individu akan memotivasi seseorang untuk memenuhi tingkaat kebutuhan individu yang tertinggi, yaitu kebutuhan akan perwujudan diri. Kebutuhan ini untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri dengan memaksimumkan pemanfaatan kemampuan, keahlian, dan potensi seseorang secara penuh. Akan tetapi, sebuah organisasi tidak dapat melepaskan begitu saja dari kebutuhan dasar manusia.
Proses untuk memenuhi kebutuhan perwujudan diri dilakukan dengan mengefektifkan kinerja sehingga tercapai sebuah prestasi yang tinggi.
Apabila seorang karyawan dapat memotivasi dirinya untuk memaksimalkan potensi tersebut dan merancang strategi untuk mencapai efektivitas kinerja secara pribadi, tentunya dia akan mengefektivitaskan kelompok dan mengarah kepada efektivitas organisasi.
Sebuah organisasi besar yang dapat dikatakan sukses dalam menjalankan sebuah proses produksi dan jasa, tentunya tidak lepas dari kepiawaian dari manajer atau pimpinan puncak yang mendesain organisasi tersebut ke arah sebuah keefektifan kinerja denga mempertimbangkan unsur – unsur dan potensi- potensi yang dimiliki oleh individu – individu tersebut.

I.  KESIMPULAN
Manusia dimanapun selalu mendapat kedudukan tertinggi di setiap lini kehidupannya. Demikian pula dalam keorganisasian dan bekerja. Oleh karena itu, manuisa selalu menjadi motor penggerak dalam setiap usaha pemenuhan kebutuhan baik yang sangat dasar sampai pada tingkat tertinggi yaitu aktualisasi diri. Dalam kaitannya dengan peran manusia dalam bekerja dan berkumpul dengan orang lain, manusia membutuhkan efektivitas dalam kinerjanya dengan mengedepankan perilakunya dalam organisasi tersebut.
Maka dapat dikatakan bahwa manusia yang efektif adalah manusia yang memberikan kontribusi keefektifan dalam organisasinya.
Panduan Organisasi: Pengaruh Prilaku Individu Terhadap Efektifitas Organisasi
Ditulis dan dikirimkan oleh : Nurani Ike Budiatmawati, S.Pd

Unsur, Senyawa, dan Campuran



Dalam Ilmu pengetahuan Fisika dijelaskan bahwa "Unsur adalah zat murni yang dapat diuraikan lagi menjadi zat lain yang lebih sederhana dengan reaksi kimia biasa. Penulisan lambang unsur mengikuti aturan sebagai berikut:
    Unsur Senyawa
  1. Lambang unsur diambil dari singkatan nama unsur. Beberapa lambang unsur berasal dari bahasa Latin atau Yunani nama unsur tersebut. Misalnya Fe dari kata ferrum (bahasa latin) sebagai lambang unsur besi.
  2. Lambang unsur ditulis dengan satu huruf kapital.
  3. Untuk Unsur yang dilambangkan dengan lebih dengan satu huruf, huruf pertama lambang ditulis dengan huruf kapital dan huruf kedua/ketiga ditulis dengan huruf kecil.
  4. Unsur-unsur yang memiliki nama dengan huruf pertama sama maka huruf pertama lambang unsur diambil dari huruf pertama nama unsur dan huruf kedua diambil dari huruf lain yang terdapat pada nama unsur tersebut. Misalnya, Ra untuk radium dan Rn untuk radon.
Pada suhu kamar (25 C) unsur dapat berwujud Padat, Cair,dan Gas, secara umum unsur terbagi menjadi dua kelompok yaitu:
  • Unsur Logam: umumnya unsur logam diberi nama akhiran ium. Umumnya logam ini memiliki titik didih tinggi, mengilap, dapat dibengkokan  , dan dapt menghantarkan panas atau arus listrik.
  • Unsur Non Logam: umumnya memiliki titik didih rendah, tidak mengkilap,kadang-kadang rapuh tak dapat dibengkokkan dan sukar menghantarkan panas atau arus listrik.
Unsur Senyawa 

Senyawa adalah zat yang terbentuk dari penggabungan unsur-unsur dengan pembagian tertentu. Senyawa dihasilkan dari reaksi kimia antara dua unsur atau lebih melalui reaksi pembentukan. Misalnya, karat besi (hematit) berupa Fe2O3 dihasilkan oleh reaksi besi (Fe) dengan oksigen (O). Senyawa dapat diuraikan menjadi unsur-unsur pembentuknya melalui reaksi penguraian.
Senyawa mempunyai sifat yang berbeda dengan unsur-unsur pembentuknya. Senyawa hanya dapt diuraikan menjadi unsur-unsur pembentuknya melalui reaksi kimia. Pada kondisi yang sama, senyawa dapat memiliki wujud berbeda dengan unsur-unsur pembentuknya. Sifat fisika dan kimia senyawa berbeda dengan unsur-unsur pembentuknya. Misalnya reaksi antara gas hidrogen dan gas oksigen membentuk senyawa air yang berwujud cair.
Campuran adalah gabungan dari dua zat atau lebih yang hasil penggabungan nya masih mempunyai sifat yang sama dengan zat aslinya. Misalnya, campuran antara air dan gula menghasilkan cairan yang berasa manis.
Campuran dapat berupa gabungan unsur, senyawa, atau keduanya. Campuran Homogen memiliki komposisi maupun wujud yang seragam. Misalnya air gula dan santan. Sebaliknya campuran heterogen memiliki komposisi yang tidak seragam. Misalnya, campuran antara air dan pasir. Campuran dapat dipisahikan menjadi zat-zat penyusun berdasarkan perbedaan sifat zat-zat penyusunnya, misalnya dengan penyaringan.
Penulisan unsur dipermudah dengan adanya lambang unsur. Bagaimana mempermudah penulisan susunan senyawa? Caranya dengan menggunakan rumus kimia, yaitu gabungan lambang unsur sesuai unsur yang menyusun senyawa. Misalnya, lambang unsur natrium adalah Na dan lambang unsur klorin adalah Cl. Jika natrium direaksikan dengan klorin akan menghasilkan senyawa natrium klorida dengan rumus kimia NaCl. Nama umum NaCl ialah garam dapur.

Benua Antartika dan Keadaan Alamnya



AntarticaDi dunia ini memiliki 6 Benua secara keseluruhan, yaitu Benua Asia, Amerika, Eropa, Afrika, Australia dan Benua Antartika alias Kutub Selatan. Keenam benua tersebut memiliki batas wilayah / perbatasan antar benua, untuk mengetahui lebih lanjut perbatasan benua silahkan baca : Nama-Nama Benua di Dunia dan Perbatasannya.
Daerah Kutub Selatan merupakan benua yang dikenal sebagai Benua Antartika. Benua Antartika merupakan dataran tinggi yang yang berupa gumpalan es atau gunung es dengan ketebalan rata-rata 2.200 m. Disekitar Benua Antartika tersebar ribuan pulau.



1. Letak Dan Batas-Batas Benua Antartika
Letak Benua Antartika  : 66,5 – 90 LS
Letak Benua Antartika : 15.540.000 km/segi
Benua Antartika dibatasi oleh Samudra Atlantik, Samudra Hindia dan Samudra Pasifik.
Antartica

2. Keadaan Alam
a.Gunung

Gunung-gunung yang ada dibenua Antartika antara lain Vinson Massif (5.140m), Gunung Kirkpatrick (4.528 m), Gunung Markham (4.350 m), Gunung Erebus (3.795 m) dan Gunung Jacksen (4.189 m). Gunung-gunung tersebut diselimuti salju sehingga dari puncak gunung sering terjadi gumpalan es mencair dan bergerak ketempat yang lebih rendah. Gumpalan es yang bergerak disebut Gletser.
b. Flora Dan Fauna
Flora yang ada di Benua Antartika hanya berupa lumut didaerah pesisir. Fauna yang hidup diwilayah ini antara lain, Anjing Laut, Pinguin dan Albratas.
c. Iklim
Iklim didaerah ini adalah iklim kutub. Suhu daratan Antartika lebih dingin dari Kutub Utara. Hal ini terjadi karena sebagian besar Benua Antartika terdiri dari gunung-gunung tinggi. Suhu di Benua Antartika terendah mencapai -89 C dan suhu rata-ratanya sekitar -37 C.
3. Penduduk
Sampai saat ini tidak ada penduduk yang menetap di Benua Antartika. Manusia hanya datang untuk tujuan-tujuan tertentu seperti penelitian, penjelajahan, wisata dan berburu binatang kutub.

Kamis, 18 Oktober 2012

PENGERTIAN BELAJAR BERMAKNA

Apa yang dimaksud dengan belajar bermakna?
Belajar bermakna (meaningful learning) yang digagas David P. Ausubel adalah suatu proses pembelajaran dimana siswa lebih mudah memahami dan mempelajari, karena guru mampu dalam memberi kemudahan bagi siswanya sehingga mereka dengan mudah mengaitkan pengalaman atau pengetahuan yang sudah ada dalam pikirannya. Sehingga belajar dengan “membeo” atau belajar hafalan (rote learning) adalah tidak bermakna (meaningless) bagi siswa. Belajar hafalan terjadi karena siswa tidak mampu mengaitkan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang lama.

Faktor-faktor utama yang mempengaruhi belajar bermakna menurut Ausubel adalah struktur kognitif yang ada, stabilitas dan kejelasan pengetahuan dalam suatu bidang studi tertentu dan pada waktu tertentu. Seseorang belajar dengan mengasosiasikan fenomena baru ke dalam skema yang telah ia punya. Dalam prosesnya siswa mengkonstruksi apa yang ia pelajari dan ditekankan pelajar mengasosiasikan pengalaman, fenomena, dan fakta-fakta baru ke dalam system pengertian yang telah dipunyainya.

Ausubel berpendapat bahwa guru harus dapat mengembangkan potensi kognitif siswa melalui proses belajar bermakna. Mereka yang berada pada tingkat pendidikan dasar, akan lebih bermanfaat jika siswa diajak beraktifitas, dilibatkan langsung dalam kegiatan pembelajaran. Sedangkan pada tingkat pendidikan yang lebih tinggi, akan lebih efektif jika menggunakan penjelasan, peta konsep, demonstrasi, diagram dan ilustrasi.
Empat tipe belajar menurut Ausubel, yaitu:
  1. Belajar dengan penemuan yang bermakna, yaitu mengaitkan pengetahuan yang telah dimilikinya dengan materi pelajaran yang dipelajarinya atau siswa menemukan pengetahuannya dari apa yang ia pelajari kemudian pengetahuan baru itu ia kaitkan dengan pengetahuan yang sudah ada.
  2. Belajar dengan penemuan yang tidak bermakna, yaitu pelajaran yang dipelajari ditemukan sendiri oleh siswa tanpa mengaitkan pengetahuan yang telah dimilikinya, kemudian dia hafalkan.
  3. Belajar menerima (ekspositori) yang bermakna, materi pelajaran yang telah tersusun secara logis disampaikan kepada siswa sampai bentuk akhir, kemudian pengetahuan yang baru itu dikaitkan dengan pengetahuan yang ia miliki.
  4. Belajar menerima (ekspositori) yang tidak bermakna, yaitu materi pelajaran yang telah tersusun secara logis disampaikan kepada siswa sampai bentuk akhir, kemudian pengetahuan yang baru itu dihafalkan tanpa mengaitkannya dengan pengetahuan yang ia miliki.
 Prasyarat agar belajar menerima menjadi bermakna menurut Ausubel, yaitu:
  1. Belajar menerima yang bermakna hanya akan terjadi apabila siswa memiliki strategi belajar bermakna,
  2. Tugas-tugas belajar yang diberikan kepada siswa harus sesuai dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa,
  3. Tugas-tugas belajar yang diberikan harus sesuai dengan tahap perkembangan intelektual siswa.

Jadi belajar bermakna (meaningful learning) itu sendiri dapat diartikan sebagai suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Kebermaknaan belajar sebagai hasil dari peristiwa mengajar ditandai oleh terjadinya hubungan antara aspek-aspek, konsep-konsep, informasi atau situasi baru dengan komponen-komponen yang relevan di dalam struktur kognitif siswa. Proses belajar tidak sekedar menghafal konsep-konsep atau fakta-fakta belaka, tetapi merupakan kegiatan menghubungkan konsep-konsep untuk menghasilkan pemahaman yang utuh, sehingga konsep yang dipelajari akan dipahami secara baik dan tidak mudah dilupakan. Dengan demikian, agar terjadi belajar bermakna maka guru harus selalu berusaha mengetahui dan menggali konsep-konsep yang telah dimiliki siswa dan membantu memadukannya secara harmonis konsep-konsep tersebut dengan pengetahuan baru yang akan diajarkan.

Dengan kata lain, belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami langsung apa yang dipelajarinya dengan mengaktifkan lebih banyak indera daripada hanya mendengarkan orang/guru menjelaskan. Pembelajaran itu sendiri pada hakekatnya adalah suatu proses interaksi antar anak dengan anak, anak dengan sumber belajar dan anak dengan pendidik. Kegiatan pembelajaran ini akan menjadi bermakna bagi anak jika dilakukan dalam lingkungan yang nyaman dan memberikan rasa aman bagi anak. Proses belajar bersifat individual dan kontekstual, artinya proses belajar terjadi dalam diri individu sesuai dengan perkembangannya dan lingkungannya.

Dua Planet Super Bumi di CoRoT-7


Sejumlah pengukuran, perhitungan dan penelitian panjang dilakukan pertama kalinya oleh HARPS untuk bisa mendapatkan hasil dan data maksimal dari exoplanet terkecil dan tercepat yang pernah ditemukan, CoRoT-7b. Hasilnya? Exoplanet ini diketahui merupakan planet super Bumi di Tata Surya asing.
Penemuan exoplanet dalam perburuan planet memang tak pernah sama. Selalu ada yang unik dan menarik dari setiap planet yang ditemukan. Hal yang sama kembali dirasakan Didier Queloz, salah sa
tu pemburu exoplanet. Baginya sains benar-benar menegangkan sekaligus luar biasa. Segalanya mereka lakukan untuk dapat mempelajari objek yang ditemukan satelit CoRoT dan hasilnya, sebuah sistem unik lainnya.

Exoplanet CoRoT-7b dan saudaranya CoRoT-7c yang tampak di kejauhan. Kredit: ESO
Bagaimana ceritanya?
Bulan Februari 2009, penemuan exoplanet terkecil pada bintang yang tak kalah luar biasa juga yang dinamai TYC 4799-1733-1 oleh satelit CoRoT diumumkan setelah satu tahun pendeteksian dan setelah beberapa bulan pengukuran dengam menggunakan berbagai teleskop di Bumi termasuk teleskop-teleskop ESO. Bintang yang sekarang dikenal sebagai CoRoT-7 berada di konstelasi Monoceros atau Unicorn pada jarak 500 tahun cahaya. Sedikit lebih kecil dan lebih dingin dibanding Matahari. Selain itu CoRoT-7 juga masih sangat muda, berusia sekitar 1,5 milyar tahun.
Exoplanet ini menggerhanai fraksi kecil cahaya bintangnya setiap 20.4 jam. Planet yang dinamai CoRoT-7b ini berada hanya 2,5 juta km dari bintang induknya atau 23 kali lebih dekat dari Merkurius ke Matahari, dengan radius 80% lebih bedar dari Bumi.
Pengukuran awal yang dilakukan sebenarnya tidak bisa menunjukan massa dari exoplanet ini. Untuk bisa mengetahui massanya dibutuhkan pengukuran yang sangat presisi dari kecepatan bintang yang ditarik oleh sejumlah kecil sentakan gravitasi dari exoplanet yang mengorbit. Masalahnya, sinyal CoRoT-7b ini sangat kecil dan dikaburkan oleh aktivitas bintang dalam bentuk bintik bintang. Bintik bintang meruoakan area yang lebih dingin pada permukaan bintang. Karena itu, sinyal utama akan terhubung pada rotasi bintang yag menyelesaikan revolusinya dalam 23 hari.
Untuk bisa medapatkan jawabannya, para astonom pun memilih untuk menggunkan alat pemburu exoplanet terbaik yang ada saat ini, yakni, spektograf the High Accuracy Radial velocity Planet Searcher (HARPS) yang dipasang pada teleskop 3.6 meter milik ESO di Observatorium La Silla, Chile.

Bahkan menurut François Bouchy, meskipun HARPS bisa dipastikan tidak terkalahkan, tapi untuk bisa mendeteksi exoplanet yang demikian mungil tetap ada tuntutan yang harus dipenuhi. Dan para astronom ini membutuhkan waktu selama 70 jam untuk mengamati bintang CoRoT-7 dan perubahan yang terjadi padanya.
Hasil pengamatan dengan HARPS menunjukkan kalau CoRoT-7b memiliki massa sekitar 5 kali massa Bumi, dan menempatkan planet ini sebagai planet pasangan yang sangat jarang seklaigus paling ringan yang pernah ditemukan. Dan karena sudah diketahui massa dan radiusnya, maka kerapatan pun berhasil didapatkan. Ini penting karena bisa memberi petunjuk tentang struktur internal planet tersebut.

Dengan massa yang mendekati massa Bumi maka, CoRoT-7b ini digolongkan sebagai exoplanet super Bumi. Memag ada sejumlah planet super-Bumi yang dideteksi, namun untuk pertama kalinya kerapatan planet berhasil ditentukan khususnya untuk planet semungil CoRoT-7b ini. Perhitungan yang dilakukan menunjukkan kerapatannya tak berbeda jauh dari Bumi, dngan demikian bisa disimpulkan komposisinya pun sama yakni planet Batuan.
CoRoT-7b juga mendapatkan penghormatan lain berupa exoplanet terdekat dengan bintang induknya di antara sistem yang sudah kita ketahui saat ini. Tak hanya itu, ia juga menjadi planet tercepat yang mengorbit bintangnya dengan kecepatan 750 000 km/jam, atau lebih dari 7 kali lebih cepat dari gerak Bumi mengelilingi Matahari.

Seperti apakah kondisi di exoplanet CoRoT-7b ?
Exoplanet yang demikian dekat dengan bintangnya ini, tentunya panas sekali. Bahkan bisa dikatakan exoplanet ini akan tampak seperti neraka dengan temperatur pada “area siang” di atas 2000 derajat Celcius dan minus 200 derajat Celcius untuk wajah malamnya. Model teoretik menunjukkan kalau planet ini memiliki lava atau lautan mendidih di permukaannya. Nah, dengan kondisi yang sedemikian ekstrim tentu bisa disimpulkan kalau kehidupan tak akan bisa berkembang disana.
Data yang didapatkan dari pengamatan dengan HARPS menunjukkan kalau bintang CoRoT-7 masih memiliki exoplanet lainnya yang berada sedkit lebih jauh dari CoRoT-7b. Dikenal sebagai CoRoT-7c, ia mengelilingi bintangnya dalam 3 hari 17 jam dan memiliki massa 8 kali massa Bumi. Dan exoplanet ini pun digolongkan sebagai planet super Bumi.

Sayangnya, tidak seperti saudaranya, CoRoT-7c tidak melewati bagian depan bintang yang terlihat dari Bumi sehingga para astronom masih belum bisa mengukur radius dan kerapatannya.
CoRoT-7 saat ini merupakan bintang pertama yang memiliki sistem keplanetan dengan 2 planet super Bumi yang salah satunya melakukan transit pada sang bintang.

 http://kumpul4ntul1s4n.wordpress.com/2011/05/05/dua-planet-super-bumi-di-corot-7/

Tiga Planet Mirip Bumi


Washington – Tiga planet mirip bumi tetapi dengan massa yang lebih besar telah ditemukan, ketiganya mengorbit pada bintang di dekatnya. selain itu tim peneliti ini menyatakan juga menemukan dua tata surya lain.
Tim eropa tersebut mengatakan, temuan ini menunjukkan bahwa planet mirip bumi mungkin saja sangat banyak di jagat raya ini. “akankah itu berarti tiap bintang pasti dikelilingi planet-planet?” kita belum bisa menjawab pertanyaan itu sekarang jelas Michel Mayor dari Geneva Observatory di Swiss.
Ketiga plane
t mirip bumi ini mengorbit pada sebuah bintang yang sedikit lebih kecil daripada matahari. letak bintang itu sekitar 42 tahun cahaya di sebelah selatan konstelasi Doradus dan Pictor. 1 tahun cahaya sendiri sekitar 9.460.800.000.000 km perlu kendaraan super cepat agar bisa sampe kesana.

Planet-planet ini ukurannya lebih besar daripada bumi, planet pertama ukurannya 4,2 kali bumi, yang kedua 6,7 kali bumi dan yang ketiga 9,4 kali bumi. kecepatan mengorbit mereka luar biasa. yang paling cepat mengorbit dalam 4 hari saja, yang ke dua dalam waktu 10 hari dan yang paling lambat adalah 20 hari. bandingkan dengan bumi yang mengorbit matahari dalam waktu 365 hari.
Sumber :http://kumpul4ntul1s4n.wordpress.com/2011/05/05/tiga-planet-mirip-bumi/

Mengurai Misteri dan Potensi Planet Super Bumi

Era tahun 1995 menjadi tonggak dimulainya pencarian planet baru di luar Tata Surya saat sebuah planet ditemukan di bintang 51 Pegasi, bintang yang mirip Matahari. Jauh sebelum itu memang telah ditemukan planet yang mengelilingi Pulsar, namun keberadaan planet lain di sekitar bintang serupa Matahari menjadi awal perburuan planet-planet di luar Tata Surya. Sejak saat itu, sudah 342 planet yang ditemukan.
Saat perburuan dimulai, planet-planet yang ditemukan hanyalah planet gas masif yang mirip Jupiter. Namun, perkembangan teknik
pengamatan masa kini telah membawa manusia pada perburuan planet serupa Bumi yang lebih kecil. Planet batuan serupa Bumi di luar Tata Surya bukan lagi sebuah mimpi yang menanti untuk disingkap, karena saat ini satu per satu planet seperti itu berhasil ditemukan dan dikenal dengan nama Super Bumi.

Planet Super Bumi merupakan planet yang massanya sekitar 10 kali massa Bumi, karena jika lebih, si planet akan cenderung menjadi planet gas seperti Uranus dan Neptunus. Tak seperti planet gas raksasa, ukuran Super Bumi cukup kecil untuk memiliki permukaan tanah maupun lautan yang memungkinkan untuk mendukung kehidupan. Sampai saat ini, planet Super Bumi yang ditemukan masih belum bisa menjadi tempat liburan alias belum bisa mendukung kehidupan untuk ada di dalamnya. Pencarian masih terus dilakukan, dan tak bisa dipungkiri, suatu saat nanti mungkin saja kita akan menemukan sebuah planet yang memiliki komposisi kimia yang tepat dan jarak yang pas dari bintang induk untuk dapat mendukung berlangsungnya kehidupan di dalam planet tersebut.

Bagaimanakah kehidupan di planet Super Bumi?

Yang pertama, massa planet Super Bumi memang 10 kali massa Bumi. Namun, tak berarti ia akan memiliki diameter 10 kali lebih besar dari Bumi. Hubungan tak linier antara massa dan ukuran planet membuat planet Super Bumi akan memiliki ukuran lebih kecil. Dan jika kita bisa mengunjungi planet Super Bumi, maka kita akan merasa lebih berat. Kok bisa? Ternyata, ini dipengaruhi gravitasi planet Super Bumi yang lebih besar. Selain itu, planet Super Bumi juga memiliki atmosfer yang lebih tebal dan rapat.

Dengan mengesampingkan berbagai perbedaan, pada kondisi yang tepat Planet Super Bumi akan dapat melabuhkan kehidupan di dalamnya. Yang pasti bukan kehidupan seperti misalnya permainya pohon kelapa di pantai atau mungkin kehidupan seperti manusia. Namun, resep yang pas tersebut akan memberi kesempatan pada kehidupan untuk tumbuh dan berkembang, apa pun bentuknya.
Dan, ketika planet Super Bumi semakin banyak ditemukan, kesempatan untuk menemukan planet serupa Bumi hanya tinggal menunggu hitungan waktu.

Planet Kebumian atau Bukan ?
Ilustrasi exoplanet kebumian saat melintasi bintang induk disertai kurva cahayanya. Kredit : NASA
Bagaimanakah para peneliti bisa mengetahui sebuah planet memiliki permukaan batuan seperti Bumi dan Mars? Bagaimana mereka membedakannya dari planet gas raksasa seperti Saturnus dan Neptunus?
Jawabannya, ketika sebuah planet melintas atau transit di depan bintang induknya, ia akan menghalangi sejumlah cahaya dari bintang. Pada saat itu, bintang akan sedikit meredup.

Ketika sebuah planet gas raksasa melintas, cahaya bintang induk akan berangsur-angsur meredup. Peredupan cahaya bintang terjadi saat cahaya bintang harus melewati lapisan gas tebal di atmosfer sampai seluruh planet berada di depan si bintang. Namun, untuk planet kebumian, atmosfernya lebih tipis sehingga proses meredupnya cahaya bintang terjadi lebih cepat saat planet bergerak melintasi bintang induk.

Pada saat planet melintasi bintang, cahaya bintang yang melewati atmosfer si planet akan dapat ditelaah oleh para peneliti untuk mengetahui keberadaan komponen kimia yang bisa menjadi petunjuk kehidupan di planet tersebut.

Sumber : Planet Quest NASA

Teori kehancuran bumi tahun 2052 / 2053: Tabrakan planet

Menurut para ilmuan NASA
Para Ilmuwan NASA pernah mengatakan bahwa sudah banyak  planet yang berbalik arah putar, jika pada planet bumi kita ini matahari masih terbit dari arah timur, maka beberapa tahun  ini terdapat fenomena baru yang menurut mereka planet lain sudah mulai berbalik arah dan matahari terbit dari arah barat. Menurut para ilmuwan dari sekian banyak planet yang berbalik arah putar, mereka  menemukan adanya planet dari galaxy lain yang bergerak memasuki orbit dalam solar sistem kita. Planet baru ini kemudian  diberi nama PLANET X (NIBIRU).

Planet X ini tertarik (ditarik) oleh gaya gravitasi matahari yang besar dalam tata surya kita, sehingga  kemudian ia masuk ke dalam orbit planet-planet dalam keadaan berbalik arah, dan suatu masa nanti  planet X akan bertabrakan dengan bumi. Ilmuwan menyebut 50 tahun lagi planet X (Nibiru) ini akan  memasuki orbit tata surya kita, sejak ia ditemukan tahun 2003 lalu, dan akan bertabrakan dengan bumi sekitar tahun 2052 atau 2053. Bencana dahsyat bumi itu diperkirakan karena Planet X melintasi tata surya. Planet X pada masa ini  memang sedang melewati orbit bumi. Planet X itu adalah planet humongous (tak terkira besarnya) yang  memiliki massa seratus kali lipat lebih besar daripada bumi. Inti magnetisnya sedemikian dahsyat  kekuatannya sehingga bertabrakan dengan medan-medan magnet planet lain dalam tata surya. Gangguan elektromagnetis atas planet-planet lainnya itulah yang mendasari para ahli perbintangan modern melacak eksistensi Planet X. Perubahan itu memang dapat dianggap disebabkan oleh melintasnya Planet X. Apapun dugaannya, yang pasti, dari penelitian terakhir barulah dapat diketahui bahwa Planet X itu benar-benar terdeteksi sebagai penyebab perubahan maha dahsyat di bumi secara positif.
Bagaimana mungkin planet yang sedemikian jauhnya dapat memicu perubahan cuaca dan efek-efek bumi lainnya yang terkait? Matahari yang mengatur medan magnet bumi terhalang oleh lintasan Planet X. Gerakan Planet X yang  memasuki tata surya telah menyebabkan inti bumi memanas akibat adanya tambahan gerakan berputar di  dalamnya. Saat inti bumi terpengaruh menyelaraskan dirinya dengan ekuilibrium yang ada dalam tata  surya, inti bumi yang memanas itulah yang membawa pada pola-pola cuaca yang tak dapat diperkirakan  dan meningkatkan aktifitas gunung-gunung berapi serta seismik. Inti bumi yang memanas mengakibatkan peningkatan bertahap pada aktifitas seismik dan gunung berapi.  Gempa-gempa pun sering terjadi. Daerah pegunungan terancam bahaya lahar. Panas dari inti bumi juga  dikeluarkan melalui selimut bumi dan pada akhirnya mencapai lapisan bumi di mana dasar laut pun ikut  menghangat. Laut-laut yang menghangat akan membuat perubahan pada arus-arus laut, curah hujan dan  pola-pola meteorologis lainnya.


Sumber:
 http://kumpul4ntul1s4n.wordpress.com/2011/05/05/teori-kehancuran-bumi-tahun-2052-2053-tabrakan-planet/

Teori kognitif dari Jean Piaget


Teori kognitif dari Jean Piaget ini masih tetap diperbincangkan dan diacu dalam bidang pendidikan. Teori ini mulai banyak dibicarakan lagi kira-kira permulaan tahun 1960-an. Pengertian kognisi sebenarnya meliputi aspek-aspek struktur intelek yang digunakan untuk mengetahui sesuatu. Piaget menyatakan bahwa perkembangan kognitif bukan hanya hasil kematangan organisme, bukan pula pengaruh lingkungan semata, melainkan hasil interaksi diantara keduanya.
Menurut Piaget, perkembangan kognitif mempunyai empat aspek, yaitu 1) kematangan, sebagai hasil perkembangan susunan syaraf; 2) pengalaman, yaitu hubungan timbal balik antara orgnisme dengan dunianya; 3) interaksi social, yaitu pengaruh-pengaruh yang diperoleh dalam hubungannya dengan lingkungan social, dan 4) ekullibrasi
, yaitu adanya kemampuan atau system mengatur dalam diri organisme agar dia selalu mempau mempertahankan keseimbangan dan penyesuaian diri terhadap lingkungannya.
System yang mengatur dari dalam mempunyai dua factor, yaitu skema dan adaptasi. Skema berhubungan dengan pola tingkah laku yang teratur yang diperhatikan oleh organisma yang merupakan akumulasi dari tingkah laku yang sederhana hingga yang kompleks. Sedangkan adaptasi adalah fungsi penyesuaian terhadap lingkungan yang terdiri atas proses asimilasi dan akomodasi.
Piaget mengemukakan penahapan dalam perkembangan intelektual anak yang dibagi ke dalam empat periode, yaitu :
Periode sensori-motor ( 0 – 2,0 tahun )
Periode pra-operasional (2,0 – 7,0 tahun )
Periode operasional konkret ( 7,0 – 11,0 tahun )
Periode opersional formal ( 11,0 – dewasa )
Piaget memperoleh gelar Ph.D dalam biologi pada umur 21, ia kemudian tertarik pada psikologi dan mempelajari anak-anak abnormal di salah satu rumah sakit di Paris. Pada periode hidupnya, Piaget semakin tertarik pada logika anak dan metode berpikir yang berbeda-beda yang digunakan anak dalam menjawab peertanyaan pada usia yang berbeda pula. Selanutnya Piaget bekerja melakukan penelitian selama kurang lebih 40 tahun. Studinya dipusatkan pada persepsi anak dalam pemahamannya mengenai alam/benda, jumlah, waktu, perpindahan, ruang, dan geometri. Ia menganalisis operasi-operasi mental yang digunakan oleh anak, cara berpikir simbolis dan logika mereka.
II. PERMASALAHAN
Apa pokok-pokok pikiran teori perkembanggan kognitif menurut Piaget dan bagaimana implikasi teori Piaget dalam pendidikan ?
Hasil Rangkuman dan di edit
Sumber :  Dahar Ranta Willis Pof. Dr.M.SC.1989. teori-teori belajar.
 http://kumpul4ntul1s4n.wordpress.com/2011/09/23/teory-cognitif-j-piaget/

Contoh Pembuatan Kisi-kisi Soal Dalam Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi Pembelajaran adalah proses untuk menentukan nilai pembelajaran yang dilaksanakan dengan melalui kegiatan pengukuran dan penilaian pembelajaran. Pengukuran yang dimaksud di sini adalah proses membandingkan tingkat pembelajaran dengan ukuran keberhasilan pembelajaran yang telah ditentukan secara kuantitatif, sedangkan penilaian yang di sini adalah proses pembuatan keputusan nilai keberhasilan pembelajaran kualitatif.
Evaluasi merupakan sarana untuk mendapatkan informasi yang diperoleh dari proses pengumpulan dan pengolahan data.

Tujuan dilaksanakan evaluasi adalah :
1. Mendeskripsikan kemampuan belajar siswa.
2. Mengetahui tingkat keberhasilan PBM
3. Menentukan tindak lanjut hasil penilaian
4. Memberikan pertanggung jawaban (accountability)
Sejalan dengan tujuan evaluasi di atas, evaluasi yang dilakukan juga memiliki banyak fungsi, diantaranya adalah fungsi:
1. Selektif
2. Diagnostik
3. Penempatan
4. Pengukur keberhasilan
Selain keempat fungsi di atas Asmawi Zainul dan Noehi Nasution menyatakan masih ada fungsi-fungsi lain dari evaluasi pembelajaran, yaitu fungsi:
1. Remedial
2. Umpan balik
3. Memotivasi dan membimbing anak
4. Perbaikan kurikulum dan program pendidikan
5. Pengembangan ilmu

 http://kumpul4ntul1s4n.wordpress.com/2011/09/19/contoh-pembuatan-kisi-kisi-soal-dalam-evaluasi-pembelajaran/

Teori belajar piaget

Pendapat piaget mengenai perkembangan proses belajar pada anak-anak adalah sebagai berikut
1. anak anak struktur mental yang berbeda denga orang dewasa mereka bukan orang dewasa dalam bentuk kecil, mereka mempunyai cara yang khas untuk menyatakan kenyataan dan untuk mnghayati dunia sekitar. Maka memerlukan pelayanan sendiri dalam belajar.
2. Perkembangan mental pada anak melalui tahap-tahap tertentu menurut suatu urutan yang sama bagi semua anak.
3. walaupun berlangsungnya tahap-tahap perkembangan itu melalui urutan tertentu, tetapi jangka waktu untuk berlatih dari tahap ketaha yang lain tidaklah selalu sama pada setiap anak.

4. perkembangan mental anak di pengaruhi oleh beberapa factor, yaitu :
a. kemasakan
b. pengalaman
c. interaksi social.
d. equilibration ( proses dari ketiga di atas bersama-sama untuk membangun dan memperbaiki struktur mental.
5. ada tiga tahap perkembangan, yaitu:
1. berpikir secara intuitif 4 tahun
2. beroprasi secara kongkret 7 tahun
3. beroprasi secara formal 11 tahun
Perlu di ketahui pula dalam perkembangan intelektual terjadi proses yang sederhana seperti melihat,mrnyentuh mrnyrbut nama benda dan sebagainya, dan adaptasi yaitu suatu rangakian perubahan yang terjadi setiap individu sebagai hasil interaksi denagn dunia sekitarnya
Sumber. Slameto, belajar dan factor-fator yang mempengaruhinya, Rineka cipta, Jakarta, 2010

BERFIKIR KREATIF

  
Manusia yang kreatif ialah manusia yang selalu ingin tahu, fleksibel, awas, sensitif terhadap reaksi dan kekeliruan, mengemukakan pendapat dengan teliti dan penuh keyakinan tidak tergantung pada orang lain, berpikir kearah yang tidak diperkirakan, berpandangan jauh, cakap menghadapi persoalan, tidak begitu saja menerima suatu pendapat, kadang susah diperintah.
Torrance menggambarkan empat komponen kreativitas yang dapat diakses yaitu:
  1. Kelancaran (fluency), merupakan kemampuan untuk menghasilkan sejumlah ide.
  2. Keluwesan atau fleksibilitas (flexibility), merupakan kemampuan menghasilkan ide-ide beragam.
  3. Kerincian atau elaborasi (elaboration), merupakan kemampuan mengembangkan, membumbui, atau mengeluarkan sebuah ide.
  4. Orisinalitas (originality), merupakan kemampuan untuk menghasilkan ide yang tidak biasa di antara kebanyakan atau jarang
Kreativitas juga berkaitan dengan faktor-faktor kognitif dan afektif. Kognitif memiliki ciri-ciri aptitude (kecerdasan) sedangkan afektif memiliki    ciri-ciri non-aptitude. Ciri-ciri aptitude meliputi ketrampilan berpikir lancar, ketrampilan berpikir luwes, ketrampilan berpikir orisinal, ketrampilan elaborasi/merinci dan ketrampilan mengevaluasi. Ciri-ciri non-aptitude dari kreativitas adalah ciri-ciri yang berkaitan dengan sikap dan perasaan.  Ciri-ciri non-aptitude meliputi rasa ingin tahu, bersikap imajinatif, merasa tertantang oleh kemajemukan, sifat mengambil resiko dan sifat menghargai. Menurut Munandar   (1999: 12

Bangun Datar

Bangun datar dalam matematika disebut bangun geometri.
Macam-macam bangun datar
SEGITIGA
• Segitiga merupakan bangun geometri yang dibentuk oleh 3 buah garis saling bertemu dan membentuk 3 buah titik sudut.
• Bangun segitiga dilambangkan dengan ∆.
• Jumlah sudut pada segitiga besarnya 180⁰.
Jenis-jenis segitiga :
a. Segitiga Sama Sisi

1. mempunyai 3 sisi sama panjang.
2. mempunyai 3 sudut sama besar yaitu 60⁰.
3. mempunyai 3 simetri lipat.
4. mempunyai 3 simetri putar.
b. Segitiga Sama Kaki
1. mempunyai 2 sisi yang berhadapan sama panjang.
2. mempunyai 1 simetri lipat.
3. mempunyai 1 simetri putar.
c. Segitiga Siku-Siku
1. mempunyai 2 sisi yang saling tegak lurus.
2. mempunyai 1 sisi miring.
3. salah satu sudutnya adalah sudut siku-siku yaitu 90⁰.
4. tidak mempunyai simetri lipat dan putar.
untuk mencari panjang sisi miring digunakan rumus phytagoras :
Rumus Keliling segitiga
panjang sisi+panjang sisi+panjang sisi
Rumus Luas Segitiga
alas x tinggi / 2
PERSEGI
• Persegi adalah bangun datar yang dibatasi 4 sisi yang sama panjang.
• Mempunyai 4 titik sudut.
• Mempunyai 4 sudut siku-siku 90⁰.
• Mempunyai 2 diagonal yang sama panjang.
• Mempunyai 4 simetri lipat.

SEJARAH PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

Alat pengolah data, dari yang paling sederhana sampai sekarang, digolongkan kedalam 4:
1. alat manual (manual device)
2. alat mekanik
3. alat mekanik elektronik
4. alat elektronik
Alat Manual
Th 300000 sm TULANG
untuk mengingat dan berkomunikasi,
ex: menghitung umur, mengukur jarak
Th 300000-14000 sm Petroglyphs

batu karang yang digores, bangsa barbar menggunakan petroglyphs untuk mencatat data. Kadang kadang digores membentuk gambar yang menunjukkan suatu kejadian
Th 9000 sm Lempengan tanah liat
digunakan di timur tengah sebagai alat perhitungan. Mempunyai bentuk yang berbeda yang menunjukkan bilangan 10 dan 60.
Th 5000 sm Tablet Tanah Liat
digunakandi timur tengah oleh bangsa Babylonia untuk :
perhitungan, kalender, rumus rumus dan instruksi instruksi untuk menghitung suatu nilai tengah
Th 3500 sm Tablet Tanah Liat
digunakan di timur tengah oleh bangsa sumeria untuk mencatat informasi. Bangsa sumeria menggunakan alat berbentuk huruf V untuk menulis huruf dan simbol kemudian dikeringkan dan disimpan (Cuneiform)
Th 2600 sm Tablet Tanah Liat & Papyrus
digunakan di timur tengah oleh bangsa babylonia untuk : mencatat penerimaan, pembayaran, kontrak-kontrak transaksi dan pinjaman-pinjaman.
Tablet ini disimpan ditempayan yang berfungsi sebagai almari arsip. Bangsa mesir menggunakan daun Papyrus
Th 2500 sm Abacus
Alat untuk menghitung agar lebih cepat. Alat ini merupakan alat digital yang pertama kali. Diperkirakan alat ini berasal dari Babylonia.
jepang – soroban
unisoviet – Schyoty
cina – Suan pan
Yunani – Abakion
Th 1900 sm Stonehenge
Merupakan batu yang terstruktur di salisbury plain sebelah selatan inggris digunakan untuk observasi peramalan musim panas dan gerhana
Th 1200 sm Quipus
Adalah tali simpul yang digunakan nenek moyang bangsa peru digunakan untuk : mencatat data administrasi, pajak dan perhitungan populasi
Th 400 sm Lempengan Kayu & Kulit Binatang
digunakan oleh bangsa yunani dan romawi untuk mencatat data. Alat penulisnya berupa kayu, tulang atau metal yang runcing. Alat ini digunakan untuk data transaksi hutang piutang, pengeluaran atau untuk mencatat barang yang dimiliki
Th 1150 Kertas
diperkenalkan oleh Moors di spanyol (eropa) untuk mencatat data
Th 1200 Abacus
dikembangkan dicina dengan dasar sistem bilangan desimal
Th 1455 Alat Cetak
Ditemukan oleh Johann Gutenberg dari Mainz, Jerman untuk menertibkan salinan salinan injil. Alat ini adalah dasar dari alat cetak printer
Th 1614 Napier’s Bones
terbuat dari tulang ditemukan oleh John Napier (1550-1617) ahli matematika Scotlandia. Digunakan untuk perhitungan perkalian. John dianggap sebagai penemu perhitungan dan alatnya sebagi dasar mistar hitung
Th 1621 Oughtred’s Slide rule
Ditemukan William Oughtred (1575-1660) ahli matematika inggris. Alat ini terdiri dari 2 mistar terletak pada suatu piringan yang bisa digerakkan satu dengan lainnya. Dengan menggeser salah satu mistar pada posisi tertentu akan didapat hasil perhitungan
ALAT MEKANIK
Th 1623 Mesin Penghitung Yang pertama
Th 1642 Mesin penghitung otomatis yang pertama
Th 1666 Mesin pengali yang pertama
Th 1673 Leibnitz’s Calculating Machine
Th 1777 Mesin Logika Yang Pertama
Th 1804 Mesin Kartu Yang Pertama
Th 1820 Mesin penghitung komersial pertama yang sukses
Th 1822 Babbage’s Difference Engine
Th 1833 Babbage Analytical Engine
Prinsip kerjanya merupakan dasar kerja dari komputer sekarang
Th 1850 Mesin Penghitung Dengan Keyboard yang pertama
Th 1854 Aljabar Boolean Yang pertama
didasarkan pada operasi logika AND, OR, NOT, teori ini mendasari cara kerja sirkuit komputer sekarang
Th 1868 The ADDER
Th 1869 Logika Aljabar Boolean Yang Pertama
Th 1872 The Baldwin
Th 1874 Odhner’s Adding Machine
Th 1879 Mesin Kas Yang Pertama
Th 1884 Mesin Penghitung Dengan Alat Cetak Yang Pertama
Th 1885 Macaroni BOX
Th 1887 First Comptometer
Th 1893 Mesin Penghitung Saintifik Yang Pertama
Th 1911 Monroe Calculator
ALAT MEKANIK ELEKTRONIK
Th 1890 Mesin Tabulasi Kartu Plong
IBM (sekarang)
Th 1920 Mesin Penghitung Otomatis Yang Pertama
Th 1931 Komputer analog yang pertama (Differential Analyzer)
Th 1938 Mesin Hitung Mekanik-Elektronik Yang Pertama
Th 1942 Komputer Digital Yang Pertama
menggunakan tabung hampa udara
Th 1944 Harvard Mark I ASCC
mampu melakukan operasi arithmatika dan logika secara otomatis.
pertambahan dan pengurangan 23 digit angka dalam waktu 0,3 dt.
perkalian 23 digit angka dalam waktu 6 dt.
Komputer Generasi Pertama (1946-1959)
Ciri-ciri komputer generasi pertama :
1.Komponen yang digunakan adalah tabung hampa udara (Vacuum tube) untuk sirkuitnya
2.Program hanya dapat dibuat dengan bahasa mesin
3.Menggunakan simpanan luar, magnetic tape & magnetic disk
4.Ukuran fisik komputer besar
5.Cepat panas sehingga memerlukan pendingin
6.Prosesnya kurang cepat
7.Simpananya kecil
8.Membutuhkan daya listrik yang besar
9.Orientasi utamanya dalam aplikasi bisnis
Th 1946 Komputer Generasi I yang pertama
ciri-ciri
-Ukuran fisik besar
-Terdiri dari 18000 tabung hampa udara
-75000 relay dan sakelar serta 10000 kapasitor dan 70000 resistor
-Memiliki 1 memory yang terdiri dari 20 buah accumulator dengan masing-masing accumulator dapat menyimpan 10 digit bilangan (1 digit bilangan membutuhkan 10 tabung hampa udara)
-Mampu melakukan 5000 buah pertambahan 10 digit angka dalam waktu 1 menit dan 300 perkalian dalam waktu 1 menit
-Semua input dan output dilakukan dengan kartu plong
1.Th 1947 Harvard Mark II
kemampuan 12x lebih besar dari Havard Mark I
2.Th 1947 Transistor yang pertama
(dasar komponen untuk komp generasi II)
3.Th 1948 IBM Selective sequence Electrnic Calculator
4.Th 1949 Komputer yang sepenuhnya Stored-program yang pertama
5.Th 1949 Harvard Mark III
6.Th 1950 Komputer digital elektronik ukuran besar di Inggris yang pertama
1.Th 1950 SEC
2.Th 1951 Komputer komersial di inggris yang pertama
3.Th 1951 Komputer yang menggunakan pita magnetik yang pertama
4.Th 1952 komputer yang sepenuhnya stored-program di amerika yang pertama
5.Th 1953 Komputer yang menggunakan core memory yang pertama
6.Th 1953 IBM 701
7.Th 1954 Komputer komersial generasi pertama paling populer
berorientasi pada aplikasi bisnis
8.Th 1956 komputer yang menggunakan simpanan luar dengan akses secara random yang pertama
9.Th 1959 IBM 705 (dibuat utk mengganti 701)
Komputer Generasi Kedua (1959-1964)
Ciri-ciri :
1.Komponen yang digunakan adalah transistor untuk sirkuitnya
2.Program dapat dibuat dengan bahasa tingkat tinggi EX: Fortran, Cobol
3.Kapasitor memori utama sudah cukup besar
4.Menggunakan simpanan luar
5.Mempunyai kemampuan real-time & times sharing
6.Ukuran fisik lebih kecil dibanding KG I
7.Proses operasi sudah cepat dapat memproses jutaan operasi per detik
8.Membutuhkan lebih sedikit daya listrik
9.orientasi tidak hanya pada aplikasi bisnis, tetapi juga pada aplikasi teknik
Komputer generasi ketiga ( 1964 awal 80an )
Walaupun transistor dalam banyak hal mengungguli tube vakum, namun transistor menghasilkan panas yang cukup besar, yang dapat berpotensi merusak bagian-bagian internal komputer. Batu kuarsa (quartz rock) menghilangkan masalah ini. Jack Kilby, seorang insinyur di Texas Instrument, mengembangkan sirkuit terintegrasi (IC : integrated circuit) di tahun 1958. IC mengkombinasikan tiga komponen elektronik dalam sebuah piringan silikon kecil yang terbuat dari pasir kuarsa. Pada ilmuwan kemudian berhasil memasukkan lebih banyak komponen-komponen ke dalam suatu chip tunggal yang disebut semikonduktor. Hasilnya, komputer menjadi semakin kecil karena komponen-komponen dapat dipadatkan dalam chip. Kemajuan komputer generasi ketiga lainnya adalah penggunaan sistem operasi (operating system) yang memungkinkan mesin untuk menjalankan berbagai program yang berbeda secara serentak dengan sebuah program utama yang memonitor dan mengkoordinasi memori komputer.
4. Komputer generasi keempat ( awal 80an – ??? )
Setelah IC, tujuan pengembangan menjadi lebih jelas: mengecilkan ukuran sirkuit dan komponen komponen elektrik. Large Scale Integration (LSI) dapat memuat ratusan komponen dalam sebuah chip. Pada tahun 1980-an, Very Large Scale Integration (VLSI) memuat ribuan komponen dalam sebuah chip tunggal.
Ultra-Large Scale Integration (ULSI) meningkatkan jumlah tersebut menjadi jutaan. Kemampuan untuk memasang sedemikian banyak komponen dalam suatu keping yang berukurang setengah keping uang logam mendorong turunnya harga dan ukuran komputer. Hal tersebut juga meningkatkan daya kerja, efisiensi dan keterandalan komputer. Chip Intel 4004 yang dibuat pada tahun 1971 membawa kemajuan pada IC dengan meletakkan seluruh komponen dari sebuah komputer (central processing unit, memori, dan kendali input/output) dalam sebuah chip yang sanga kecil. Sebelumnya, IC dibuat untuk mengerjakan suatu tugas tertentu yang spesifik.Sekarang, sebuah mikroprosesor dapat diproduksi dan kemudian diprogram untuk memenuhi seluruh kebutuhan yang diinginkan. Tidak lama kemudian, setiap perangkat rumah tangga seperti microwave oven, televisi, dn mobil dengan electronic fuel injection dilengkapi dengan mikroprosesor. Perkembangan yang demikian memungkinkan orang-orang biasa untuk menggunakan komputer biasa. Komputer tidak lagi menjadi dominasi perusahaanperusahaan besar atau lembaga pemerintah. Pada pertengahan tahun 1970-an, perakit komputer menawarkan produk komputer mereka ke masyarakat umum. Komputerkomputer ini, yang disebut minikomputer, dijual dengan paket piranti lunak yang mudah digunakan oleh kalangan awam. Piranti lunak yang paling populer pada saat itu adalah program word processing dan spreadsheet. Pada awal 1980-an, video game seperti Atari 2600 menarik perhatian konsumen pada komputer rumahan yang lebih canggih dan dapat diprogram.
Pada tahun 1981, IBM memperkenalkan penggunaan Personal Computer (PC) untuk penggunaan di rumah, kantor, dan sekolah. Jumlah PC yang digunakan melonjak dari 2 juta unit di tahun 1981 menjadi 5,5 juta unit di tahun 1982. Sepuluh tahun kemudian, 65 juta PC digunakan. Komputer melanjutkan evolusinya menuju ukuran yang lebih kecil, dari komputer yang berada di atas meja (desktop computer) menjadi m komputer yang dapat dimasukkan ke dalam tas (laptop), atau bahkan komputer yang mdapat digenggam (palmtop).
IBM PC bersaing dengan Apple Macintosh dalam memperebutkan pasar komputer. Apple Macintosh menjadi terkenal karena mempopulerkan sistem grafis pada 10 komputernya, sementara saingannya masih menggunakan komputer yang berbasis teks. Macintosh juga mempopulerkan penggunaan piranti mouse. Pada masa sekarang, kita mengenal perjalanan IBM compatible dengan pemakaian CPU: IBM PC/486, Pentium, Pentium II, Pentium III, Pentium IV (Serial dari CPU buatan Intel). Juga kita kenal AMD k6, Athlon, dsb. Ini semua masuk dalam golongan komputer generasi keempat. Seiring dengan menjamurnya penggunaan komputer di tempat kerja, cara-cara baru untuk menggali potensial terus dikembangkan. Seiring dengan bertambah kuatnya suatu komputer kecil, komputer-komputer tersebut dapat dihubungkan secara bersamaan dalam suatu jaringan untuk saling berbagi memori, piranti lunak, informasi, dan juga untuk dapat saling berkomunikasi satu dengan yang lainnya. Komputer jaringan memungkinkan komputer tunggal untuk membentuk kerjasama elektronik untuk menyelesaikan suatu proses tugas. Dengan menggunakan perkabelan langsung (disebut juga local area network, LAN), atau kabel telepon, jaringan ini dapat
berkembang menjadi sangat besar.
5. Komputer generasi kelima ( masa depan )
Banyak kemajuan di bidang desain komputer dan teknologi semkain memungkinkan pembuatan komputer generasi kelima. Dua kemajuan rekayasa yang terutama adalah kemampuan pemrosesan paralel, yang akan menggantikan model non Neumann. Model non Neumann akan digantikan dengan sistem yang mampu mengkoordinasikan banyak CPU untuk bekerja secara serempak. Kemajuan lain adalah teknologi superkonduktor yang memungkinkan aliran elektrik tanpa ada hambatan apapun, yang nantinya dapat mempercepat kecepatan informasi. Jepang adalah negara yang terkenal dalam sosialisasi jargon dan proyek komputer generasi kelima. Lembaga ICOT (Institute for new Computer Technology) juga dibentuk untuk merealisasikannya. Banyak kabar yang menyatakan bahwa proyek ini telah gagal, namun beberapa informasi lain bahwa keberhasilan proyek komputer generasi kelima ini akan membawa perubahan baru paradigma komputerisasi di dunia.


 http://kumpul4ntul1s4n.wordpress.com/2011/05/20/sejarah-perkembangan-teknologi-informasi-dan-komunikasi/

KARAKTERISTIK KOGNITIF MURID SEKOLAH DASAR

Murid SD  dapat dipahami dengan cara  mengenali  karakteristiknya  yang  mem- bedakan dirinya dari kelompok usia lainnya. Karakteristik murid SD antara lain digam- barkan dari sudut karakteristik fisikal, sosial, emosional, dan kognitif. Dalam uraian ini akan dibahas karakteristik kognitif saja.
Pengelompokan  yang  cukup  akomodatif  secara  psikologis  membagi  dua  usia murid SD  yaitu kelompok 6-10 tahun dan kelompok 10-13 tahun (Gunawan, 1992). Perkembangan  yang  menonjol pada periode pertama  ditandai  dengan kegiatan  belajar membaca dan tercapainya penguasaan beberapa
pengetahuan dan kecakapan. Oleh kare- na itu, banyak ahli pendidikan menyarankan agar murid diberi kesempatan untuk belajar sambil berbuat  (learning by doing).  Periode kedua usia  sekolah dasar  ditandai oleh keinginan untuk belajar lebih dan tumbuhnya bermacam-macam minat. Misalnya: mulai timbul  minat  terhadap hewan  piaraan,  hasil-hasil teknologi  atau mulai terbentuknya berbagai macam hobi. Murid juga mulai mengembangkan pengertian-pengertian tentang sebab  akibat,  membentuk konsep dan  mulai  memecahkan persoalan-persoalan sederhana.

Selain apa yang diuraikan di atas, dapat dicatat juga pendapat Biehler dan Snow- man (1982) tentang karakteristik kognitif murid sekolah dasar, yakni:
Siswa SD biasanya ingin  menceritakan  apakah mereka mengetahui jawaban yang benar atau tidak. Konsep benar dan salah mulai berkembang. Biasanya, pada mula- nya berkenaan  dengan  kegiatan tertentu  dan  secara bertahap  menjadi tergenerali- sasi. Ada perbedaan antara  laki-laki  dan peremluan akademik.  Nyata  jelas perbe- daan dalam  gaya kognitif.
(Elementary  school pupils are  usually  eager to recite whether  they know  the right answer or not.  Concepts of right  and  wrong begin devekop. Usually these are concerned with specific act at first and only gradually became generally become generalzed. These are sex differences in specific abilities and  in  overall  academic  performance.  Differences  in  cognitive  style  become apparent).
 Kedua pendapat di atas pada dasarnya mengemukakan secara kognitif anak-anak usia sekolah dasar siap matang untuk  ber-kembang sesuai dengan perkembangannya masing-masing.
PERBEDAAN INDIVIDUAL MURID-MURID SD
Apresiasi kebutuhan-kebutuhan anak secara umum merupakan dasar untuk mema- hami  murid, walaupun  tidak harus selalu demikian.  Studi yang  telah dilakukan  oleh psikolog (Vasta dkk., 1992),  menunjukkan  adanya pola  umum dan  lingkaran  perkem- bangan yang  sama pada setiap anak, namun  diikuti  oleh hasil yang  berbeda  karena faktor internal maupun eksternal, sering kita kenal dengan perbedaan individual.
Perbedaan  individual  dalam  hal  ini  adalah  perbedaan  kemampuan  anak  yang banyak di  jumpai  di sekolah dasar. Hal  tersebut diperjelas dengan hasil pengukuran psikologis (IQ). Sekalipun hasil pengukuran tersebut relatif sama pada beberapa orang murid,  maupun  hasil tersebut  menunjuk pada hasil  belajar yang berbeda-beda.  Hatch
Narzet, Perbedaan Individual dalam Proses Pembelajaran di Sekolah Dasar   33 dan Coster (1961) memberi contoh: area umum yang selalu berbeda pada tiap individu, karena itu mendapat perhatian guru maupun orang tua, yaitu:
  • Achievement  :  kinerja skolastik (scholastic performance);
  • Anatomy        tinggi, berat, dan warna kulit (height,weight  compelexion);
  • Emotions       : stabilitas, percaya diri, kebijaksanaan, dan ketekunan (stability,  self- reliance, noise, tact, persistance);
  • Interest           hobi, sahabat, dan aktivitas (hobbies, friends, activities);
  • Physiology     :  kemampuan  menyimak,  aktivitas  visual,  dan  ketahanan  (hearing, visual activities, endurance);
  • Psychology    :  kecepatan  reaksi,  kecepatan  asosiasi  dan   koordinasi  (speed  of reaction, speed of association and coordination);
  • Sosial  perspectives:  suku,  politik,  agama  dan  sikap  ekonomi  (racial,  political, religion and economic aptitudes).
Dengan memahami setiap murid sebagai individu yang unik, berbeda antara yang satu dengan  yang lain,  guru  dalam  mengajar dapat  mendekatinya dengan  keunikan- keunikannya, tidak dengan pola umum, sekalipun perkembangan atau kebutuhan mere- ka menunjukkan ragam dan pola yang sama.
PENDEKATAN PENGELOLAAN KELAS
Dalam pengelolaan kelas dikenal dengan dua macam pendekatan, yaitu pendekat- an klasikal dan individual. Masing-masing pendekatan mempunyai kelebihan dan keku- rangan.  Pendekatan klasikal dimaksudkan guru memperlakukan sejumlah  murid sama rata, sementara dalam pendekatan individual guru memperlakukan dan melayani murid sesuai dengan karakteristiknya masing-masing.
Pendekatan klasikal yang diadaptasi dalam sistem pengelolaan kelas di Indonesia, khususnya di sekolah dasar kurang memberikan sumbangan yang kaya dalam pemben- tukan perilaku murid-murid sebagai pribadi yang  unik. Dalam artian kecepatan  murid dalam  menginternalisasi bahan  ajar atau  materi kuran begitu  dihiraukan  guru.  Guru lebih banyak mengambil sikap seragam (jalan tengah). Tindakan seperti ini, terutama di kelas-kelas SD sangat riskan. Sebagai contoh: masih lemahnya kemampuan baca-tulis- hitung  murid-murid  di  kelas-kelas  awal  disebabkan  gagalnya  guru  melayani  siswa sesuai  dengan  individualitas  kemampuan  belajarnya.  Pada  akhirnya  bermuara  pada tingginya angka tinggal kelas.
Jarolimek  dan Foster (1960) menekankan  bahwa baca-tulis-hitung  (basic skill- three R’s) merupakan kemampuan dasar yang tidak bisa ditawar-tawar dan harus sece- patnya dikuasai murid. Kegagalan menguasai kemampuan dasar ini akan cukup meng- ganggu program-program  kelas  berikutnya.  Menurut  mereka salah satu kunci keber- hasilan penguasaan kemampuan dasar tersebut bila guru mampu menyusun dan melak- sanakan program pembelajaran yang individualized.
Untuk menyusun program individual diperlukan tujuan, bahan, dan kegiatn peng- ajaran yang berlain-lainan. Setiap bahan dan kegiatan  itupun  memerlukan  peralatan, metode, dan media instrusional yang berbeda-beda pula. Guru harus mengontrol setiap program  siswa yang berbeda-beda  sehingga betapa banyaknya siswa  yang  harus  dila-
34   JURNAL PENDIDIKAN & PEMBELAJARAN, VOL. 9, NO. 1, APRIL 2002: 31-36                                                             yani apalagi dengan  kondisi nyata  di Indonesia, yakni ditandai oleh rasio  guru-murid yang cukup besar,  misalnya 1 : 40. Dengan rasio sebesar itu sulit  mendekati  murid secara  individual. Akan tetapi tuntutan  akan  peningkatan  mutu  pendidikan,  mau tidak mau  membutuhkan terobosan-terobosan  yang dapat  mempertajam kekurangan pende- katan klasikal.
PENDEKATAN KLASIKAL YANG INDIVIDUAL
Pembahasan di atas menunjukkan seolah-olah pendekatan pengelolaan kelas yang individual lebih unggul dari pada  pendekatan klasikal. Namun demikian penilis juga telah mencoba mengungkapkan bahwa kondisi persekolahan menuntut adanya adaptasi sistem klasikal yang lebih komprehensif. Untuk itu pernyataan yang perlu dijawab ada- lah upaya apa yang perlu dilakukan agar pendekatan klasikal tetap dapat mengakomo- dasikan  perbedaan  individual, dalam arti individualitas yang  merupakan potensi yang layak untuk berkembang tetap tersalurkan dalam suasana klasikal yang ada. Untuk itu kita harus mengetahui terlebih dahulu bagaimana cara menyusun program perseorangan. Dalam hubungan  menyusun program perseorangan di  atas  menurut  Charles (1980), yang  memperkenalkan  istilah  COATS yaitu “baju’ untuk semua siswa atau  beberapa siswa yang dipilih berdasarkan  kemampuan dan kemandiriannya.  Yang  dimaksud  de- ngan “baju’ adalah satuan pelajaran untuk pembelajaran individual yang telah disesuai- kan  menurut kebutuhan, kemampuan, kecepatan  beberapa siswa  masing-masing atau beberapa orang siswa yang dipilih berdasarkan pertimbangan sebagai berikut:
  • C (content), materi/isi pembelajaran yang akan dipelajari siswa secara individual.
  • O (objective), tujuan pembelajaran khusus yang diharapkan dapat dicapai oleh sis- wa setelah pembelajaran   berlangsung.
  • A (activities), merupakan prosedur kerja dan  alat-alat bantu yang akan  digunakan oleh siswa dalam pembelajaran tersebut.
  • T (time), waktu yang dipergunakan oleh siswa dalam menyelesaikan tugas atau ke- giatan pembelajaran.
  • S (supervision), cara guru  melakukan  kontrol atau  bimbingan  individual terhadap para siswanya.
Dalam pelaksanaan pembelajarannya, mula-mula siswa memperoleh satuan pela- jaran masing-masing secara individual. Kemudian guru memberikan penjelasan tentang maksud  pembelajaran  individual  yang  akan  dilaksanakan  dan  kegunaannya.  Sela- njutnya para siswa dipersilahkan belajar secara bebas menurut cara dan gaya belajarnya masing-masing.  Guru  mengontrol  siswa  yang  belajar,  membantu  atau  membimbing mereka seperlunya. Setelah pembelajaran individual berjalan kira-kira sepuluh atau dua puluh  menit, lalu bentuk pembelajaran individual diubah  ke bentuk pembelajaran  kla- sikal biasa lagi. Begitu berulang-ulang dilakukan percobaan-percobaan dalam menganti- sipasi perbedaan individual yang dimaksud dalam tulisan ini.
Rujukan :
Biehler, R.F. & Snowman, J. 1982. Psychology Applied to Teaching. Boston: Houfton
Mifflin Company.
Charles, C.M. 1980. Individualizing Instruction. S. Louis: The C.V. Mosby Company. Hatch, R.N. & Costar, J.W. 1961. Guidance Service in the Elementary Sschool. Iowa:
WMC Brown Company Publisher.
Jarolimek, J. &  Foster,  C.D.  1976.  Teaching  and  Learning in  the Elementary School. New York: Macmillan Publishing Co., Inc.
Slavin,  R.E.  1994.  Educational  Psychology:  Theory  and  Practice  (fourth  edition). Boston: Allyn and Bacon.
Vasta,  H.  & Miller, J. 1992.  Child Psychology the Modern Science.  New York: John
Wiley & Son, Inc.



 http://kumpul4ntul1s4n.wordpress.com/2011/09/23/karakteristik-kognitif-murid-sekolah-dasar/

PENGUNGKAPAN DIRI (Self-Disclosure)


Dalam suatu interaksi antara individu dengan orang lain, apakah orang lain akan menerima atau menolak, bagaimana mereka ingin orang lain mengetahui tentang mereka akan ditentukan oleh bagaimana individu dalam mengungkapkan dirinya. Pengungkapan diri (self-disclosure) adalah proses menghadirkan diri yang diwujudkan dalam kegiatan membagi perasaan dan informasi dengan orang lain (Wrightsman, 1987).

Menurut Morton (dalam Sears, dkk., 1989) pengungkapan diri merupakan kegiatan membagi perasaan dan informasi yang akrab dengan orang lain. Informasi di dalam pengungkapan diri ini bersifat deskriptif atau evaluatif. Deskniptif artinya individu melukiskan berbagai fakta mengenai diri sendiri yang mungkin belum diketahui oleh pendengar s
eperti, jenis pekerjaan, alamat dan usia. Sedangkan evaluatif artinya individu mengemukakan pendapat atau perasaan pribadinya seperti tipe orang yang disukai atau hal-hal yang tidak disukai atau dibenci.

Pengungkapan diri ini dapat berupa berbagai topik seperti informasi perilaku, sikap, perasaan, keinginan, motivasi dan ide yang sesuai dan terdapat di dalam diri orang yang bersangkutan. Kedalaman dan pengungkapan diri seseorang tergantung pada situasi dan orang yang diajak untuk berinteraksi. Jika orang yang berinteraksi dengan menyenangkan dan membuat merasa aman serta dapat membangkitkan semangat maka kemungkinan bagi idividu untuk lebih membuka diri amatlah besar. Sebaliknya pada beberapa orang tertentu yang dapat saja menutup diri karena merasa kurang percaya (Devito, 1992).

Dalam proses pengungkapan diri nampaknya individu-individu yang terlibat memiliki kecenderungan mengikuti norma resiprok (timbal balik). Bila seseorang menceritakan sesuatu yang bersifat pribadi, maka akan cenderung memberikan reaksi yang sepadan. Pada umumnya mengharapkan orang lain memperlakukan sama seperti memperlakukan mereka (Raven & Rubin, 1983).
“Seseorang yang mengungkapkan informasi pribadi yang lebih akrab daripada yang kita lakukan akan membuat kita merasa terancam dan kita akan lebih senang mengakhiri hubungan semacam ini. Bila sebaliknya kita yang mengungkapkan diri terlalu akrab dibandingkan orang lain, kita akan merasa bodoh dan tidak aman” (Sears, dkk., 1988).

Kebudayaan juga memiliki pengaruh dalam pengungkapan diri seseorang. Tiap-tiap bangsa dengan corak budaya masing-masing memberikan batas tertentu sampai sejauh mana individu pantas atau tidak pantas mengungkapkan diri. Kurt Lewin (dalam Raven & Rubin, 1983) dari hasil peneitiannya menemukan bahwa orang-orang Amerika nampaknya lebih mudah terbuka daripada orang-orang Jerman, tetapi keterbukaan ini hanya terbatas pada hal-hal permukaan saja dan sangat enggan untuk membuka rahasia yang menyangkut pribadi mereka. Di lain pihak, orang Jerman pada awalnya lebih sulit untuk mengungkapkan diri meskipun untuk hal-hal yang bersifat permukaan, namun jika sudah menaruh kepercayaan, maka mereka tidak enggan untuk membuka rahasia pribadi mereka yang paling dalam.

Tingkatan-tingkatan pengungkapan diri
Dalam proses hubungan interpersonal terdapat tingkatan-tingkatan yang berbeda dalam pengungkapan diri. Menurut Powell (dalam Supratikna, 1995) tingkatan-tingkatan pengungkapan diri dalam komunikasi yaitu:
a. Basa-basi merupakan taraf pengungkapan diri yang paling lemah atau dangkal, walaupun terdapat keterbukaan diantara individu, terapi tidak terjadi hubungan antar pribadi. Masing-masing individu berkomuniikasi basa-basi sekedar kesopanan.
b. Membicarakan orang lain yang diungkapkan dalam komunikasi hanyalah tentang orang lain atau hal-hal yang diluar dirinya. Walaupun pada tingkat ini isi komunikasi lebih mendalam tetapi pada tingkat ini individu tidak mengungkapkan diri.
c. Menyatakan gagasan atau pendapat sudah mulai dijalin hubungan yang erat. Individu mulai mengungkapkan dirinya kepada individu lain.
d. Perasaan: setiap individu dapat memiliki gagasan atau pendapat yang sama tetapi perasaan atau emosi yang menyertai gagasan atau pendapat setiap individu dapat berbeda-beda. Setiap hubungan yang menginginkan pertemuan antar pribadi yang sungguh-sungguh, haruslah didasarkan atas hubungan yang jujur, terbuka dan menyarankan perasaan-perasaan yang mendalam.
e. Hubungan puncak: pengungkapan diri telah dilakukan secara mendalam, individu yang menjalin hubungan antar pribadi dapat menghayati perasaan yang dialami individu lainnya. Segala persahabatan yang mendalam dan sejati haruslah berdasarkan pada pengungkapan diri dan kejujuran yang mutlak.

Sementara Alman dan Taylor mengemukakan suatu model perkembangan hubungan dengan pengungkapan diri sebagai media utamanya. Proses untuk mencapai keakraban hubungan antar pribadi disebut dengan istilah penetrasi sosial . Penetrasi sosial ini terjadi dalam dua dimensi utama yaitu keluasan dan kedalaman. Dimensi keluasan yaitu dimana seseorang dapat berkomunikasi dengan siapa saja baik orang asing atau dengan teman dekat. Sedangkan dimensi kedalaman dimana seseorang berkomunikasi dengan orang dekat, yang diawali dan perkembangan hubungan yang dangkal sampai hubungan yang sangat akrab, atau mengungkapkan hal-hal yang bersifat pribadi tentang dirinya. Pada umumnya ketika berhubungan dengan orang asing pengungkapan diri sedikit mendalam dan rentang sempit (topik pembicaraan sedikit). Sedangkan perkenalan biasa, pengungkapan diri lebih mendalam dan rentang lebih luas. Sementara hubungan dengan teman dekat ditandai adanya pengungkapan diri yang mendalam dan rentangnya terluas (topik pembicaraan semakin banyak) (Sears, dkk. , 1999).

Fungsi pengungkapan diri.
Menurut Derlega dan Grzelak (dalam Sears, dkk., 1988) ada lima fungsi pengungkapan diri, yaitu :

a. Ekspresi (expression)
Dalam kehidupan ini kadang-kadang manusia mengalami suatu kekecewaan atau kekesalan, baik itu yang menyangkut pekerjaan ataupun yang lainnya. Untuk membuang semua kekesalan ini biasanya akan merasa senang bila bercerita pada seorang teman yang sudah dipercaya. Dengan pengungkapan diri semacam ini manusia mendapat kesempatan untuk mengekspresikan perasaan kita.
b. Penjernihan diri (self-clarification)
Dengan saling berbagi rasa serta menceritakan perasaan dan masalah yang sedang dihadapi kepada orang lain, manusia berharap agar dapat memperoleh penjelasan dan pemahaman orang lain akan masalah yang dihadapi sehingga pikiran akan menjadi lebih jernih dan dapat melihat duduk persoalannya dengan lebih baik.

c. Keabsahan sosial (sosial validation)
Setelah selesai membicarakan masalah yang sedang dihadapi, biasanya pendengar akan memberikan tanggapan mengenai permasalahan tersebut Sehingga dengan demikian, akan mendapatkan suatu informasi yang bermanfaat tentang kebenaran akan pandangan kita. Kita dapat memperoleh dukungan atau sebaliknya.

d. Kendali sosial (social control)
Seseorang dapat mengemukakan atau menyembunyikan informasi tentang keadaan dirinya yang dimaksudkan untuk mengadakan kontrol sosial, misalnya orang akan mengatakan sesuatu yang dapat menimbulkan kesan baik tentang dirinya.

e. Perkembangan hubungan (relationship development).
Saling berbagi rasa dan informasi tentang diri kita kepada orang lain serta saling mempercayai merupakan saran yang paling penting dalam usaha merintis suatu hubungan sehingga akan semakin meningkatkan derajat keakraban.

Pedoman dalam Pengungkapan Diri
Pengungkapan diri kadang-kadang menimbulkan bahaya, seperti resiko adanya penolakan atau dicemooh orang lain, bahkan dapat menimbulkan kerugian material. Untuk itu, kita harus mempelajari secara cermat konsekuensi-konsekuensinya sebelum memutuskan untuk melakukan pengungkapan diri. Menurut Devito (1992) hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pengungkapan diri adalah sebagai berikut:

a. Motivasi melakukan pengungkapan diri
Pengungkapan diri haruslah didorong oleh rasa berkepentingan terhadap hubungan dengan orang lain dan diri sendiri. Sebab pengungkapan diri tidak hanya bersangkutan dengan diri kita saja tetapi juga bersangkutan dengan orang lain. Kadang-kadang keterbukaan yang kita ungkapkan dapat saja melukai perasaan orang lain.

b. Kesesuaian dalam pengungkapan diri.
Dalam melakukan pengungkapan diri haruslah disesuaikan dengan keadaan lingkungan. Pengungkapan diri haruslah dilakukan pada waktu dan tempat yang tepat. Misalnya bila kita ingin mengungkapkan sesuatu pada orang lain maka kita haruslah bisa melihat apakah waktu dan tempatnya sudah tepat.

c. Timbal balik dan orang lain.
Selama melakukan pengungkapan diri, berikan lawan bicara kesempatan untuk melakukan pengungkapan dirinya sendiri. Jika lawan bicara kita tidak melakukan pengungkapan diri juga, maka ada kemungkinan bahwa orang, tersebut tidak menyukai keterbukaan yang kita lakukan.



Sumber:
 http://kumpul4ntul1s4n.wordpress.com/2011/10/20/self-disclosure-pengungkapan-diri/