Suhartiniblog
TUT WURI HANDAYANI ING NGARSO SUN TULODO

Senin, 26 Agustus 2013

MENENTUKAN HASIL PENJUMLAHAN ATAU PENGURANGAN BILANGAN BULAT DENGAN MEDIA PENGGARIS DAN MANIK BILANGAN


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiEufe-nK5OMKQAq4DpvpCak7-PB8asqFuSHOCdb2c70TqoKTDYM4mxn-mAddmtEaWkfn8SQwCrPeaQz7bvN9JFlb2QpKJPejNEYHQMnhRu1AAGfjjtbGBML3cKB4XmW8WDtwnrimT1Zzar/s1600/c.jpg 
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu masalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan adalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, siswa kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di dalam kelas hanya diarahkan pada kemampuan untuk menghafal informasi. Kegiatan pembelajaran di kelas tidak diarahkan untuk membangun dan mengembangkan karakter serta potensi yang dimiliki siswa. Dengan perkataan lain, proses pendidikan kurang diarahkan membentuk manusia yang cerdas, memiliki kemampuan memecahkan masalah hidup, serta tidak diarahkan untuk kemampuan membentuk manusia yang kreatif dan inovatif.
Undang–Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Dinamika pendidikan dewasa ini ditandai oleh suatu revolusi dan teransparansi pemikiran tentang hakikat pembelajaran. Titik sentral setiap peristiwa mengajar terletak pada suksesnya siswa mengorganisasi pengalamannya, bukan pada kebenaran siswa dalam melaksanakan reflikasi atas apa yang dikerjakan guru. image Lemahnya proses pembelajaran yang dikembangkan guru dewasa ini seperti yang telah dijelaskan di atas, merupakan salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan. Proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas dilaksanakan sesuai dengan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran tidak merata sesuai dengan latar belakang pendidikan guru serta motivasi dan kecintaan mereka terhadap profesinya.
Ada guru yang dalam melaksanakan pengelolaan pembelajarannya dilakukan dengan sungguh-sungguh melalui perencanaan yang matang, dengan memanfaatkan seluruh sumber daya yang ada dan memerhatikan tarap perkembangan intelektual dan perkembangan psikologi belajar anak. Guru yang demikian akan menghasilkan kualitas lulusan yang lebih tinggi dibanding dengan guru yang dalam pengelolaan pembelajarannya dilakukan seadanya tanpa mempertimbangkan berbagai faktor yang bisa memengaruhi keberhasilan proses pembelajaran.
Di sisi lain, ternyata realitas di lapangan masih banyak menampakkan kekurangan. Praktik–praktik pembelajaran cenderung masih mengabaikan gagasan, konsep dan kemampuan berpikir siswa. Aktivitas guru lebih menonjol dari pada siswa, dan terbatas pada hapalan semata Pelli (dalam Suwarma, 1991).
Pembelajaran masih bersipat ekspositoris, sehingga belum mampu membangkitkan budaya belajar pada diri siswa. Beberapa permasalahan yang dihadapi guru dalam kaitannya dengan proses belajar-mengajar, antara lain sebagai berikut:
(1)peran guru untuk menciptakan strategi pembelajaran yang mendorong siswa untuk lebih kreatif dalam proses belajar-mengajar masih perlu ditingkatkan;
(2)    kegiatan belajar mengajar pada umunya didominasi guru;
(3)    siswa kurang mampu dalam mengajukan gagasan dan penalarannya dalam pembelajaran; dan
(4)    siswa kurang termotivasi serta jarang menggunakan media.
Untuk mengatasi hal-hal tersebut sekaligus memenuhi tututan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) diperlukan suatu upaya perbaikan proses pembelajaran yang lebih meningkatkan motivasi dan kreativitas dengan menggunakan media pembelajaran yang menarik, murah serta mudah dilakukan siswa untuk mencapai hasil yang maksimal. Kemampuan dasar yang harus dimiliki siswa sebagai bekal mempelajari matematika salah satunya adalah kemampuan berhitung. Kemampuan berhitung siswa perlu dipupuk dan dilatih dengan berbagai teknik agar tertanam dalam pola berpikir anak sehingga nantinya dalam mempelajari matematika tak ada kendala dalam hal kemampuan berhitung. Salah satu kemampuan berhitung yang kurang dikuasai dengan baik oleh siswa adalah penjumlahan dan pengurangan pada bilangan bulat (negatif dan positif).
Hal ini biasanya dikarenakan pada saat pembelajaran siswa masih dalam tahap berpikir kongkrit sementara kebanyakan pembelajaran di kelas tidak didukung oleh media pembelajaran yang memadai. Oleh karena itu penulis mencoba menyajikan sebuah media pembelajaran matematika yaitu penggaris dan manik bilangan, bertujuan untuk membantu siswa yang merasa kurang atau belum menguasai kemampuan berhitung penjumlahan atau pengurangan bilangan bulat tersebut secara interaktif. Dan berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis akan mengangkat sebuah judul yaitu menentukan hasil penjumlahan atau pengurangan bilangan bulat dengan media penggaris dan manik bilangan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, adapun rumusan masalah dalam karya tulis ini adalah “bagaimanakah cara menentukan hasil penjumlahan atau pengurangan bilangan bulat dengan media penggaris dan manik bilangan?”
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dalam karya tulis ini adalah untuk mengetahui penggunaan media penggaris dan manik bilangan dalam menentukan hasil penjumlahan atau pengurangan bilangan bulat.
D. Manfaat Penulisan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi siswa, guru, maupun sekolah. Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Bagi siswa, dapat mempermudah dalam memahami penjumlahan atau pengurangan bilangan bulat dan meningkatkan motivasi belajar.
b. Bagi guru, diharapkan guru mendapat pengalaman secara langsung tentang cara menggunakan media penggaris dan manik bilangan pada penjumlahan atau pengurangan bilangan bulat.
c.Bagi sekolah, dapat membantu meningkatkan kualitas hasil belajar, khususnya pelajaran matematika, sehingga secara langsung dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan output sekolah.
 
BAB II METODOLOGI PENULISAN
A. Jenis Tulisan
Tulisan ini bersifat kajian pustaka (Library Research) dari sebuah hasil penelitian tindakan kelas (PTK). Data yang diperoleh disajikan secara deskriptif sehingga menunjukkan suatu kajian ilmiah yang dapat dikembangkan dan diterapkan lebih lanjut.
B. Objek Tulisan
Objek tulisan ini adalah media penggaris dan manik bilangan sebagai alat untuk menetukan hasil penjumlahan atau pengurangan bilangan bulat.
C. Teknik Pengumpulan Data
Data yang disajikan dalam karya tulis ini diperoleh dari hasil penelitian tindakan kelas dan karya inovatif penulis tentang media penggaris dan manik bilangan, serta beberapa literatur berupa buku teks pelajaran matematika sekolah dasar yang relevan dengan objek yang diteliti.
D. Prosedur Penulisan
Penulisan dimulai setelah mengumpulkan data dan direduksi sesuai dengan objek yang dikaji. Selanjutnya diolah dan disimpulkan menjadi sebuah tulisan dan disajikan secara deskriptif.
E. Teknik Analisis dan Sintesis
Analisis dilakukan dengan menelaah berbagai data yang tersedia serta informasi dari beberapa literatur berupa buku teks pelajaran matematika sekolah dasar sehingga menghasilkan sintesis yaitu menentukan hasil penjumlahan atau pengurangan bilangan bulat dengan media penggaris dan manik bilangan.
 
BAB III PEMBAHASAN
 A. Pembelajaran Matematika
1. Pengertian matematika di SD
Menurut Russefendi (dalam Suherman, 2001) bahwa matematika terbentuk sebagai hasil pemikiran manusia yang berhubungan dengan ide-ide, proses dan penalaran. Pada tahap awal matematika terbentuk pengalaman manusia dalam dunianya secara empiris, karena matematika sebagai aktivitas dan sintesis dengan penalaran di dalam struktur kognitif, sehingga sampailah pada suatu kesimpulan berupa konsep-konsep matematika. Belajar matematika adalah suatu usaha atau aktivitas mental untuk memahami arti hubungan dari konsep-konsep dan struktur matematika.
Hal ini sejalan dengan pendapat Bruner (Hudojo, 1990: 48) memberikan batasan bahwa “belajar matematika adalah belajar tentang konsep-konsep dan struktur-struktur matematika yang terdapat dalam materi yang dipelajari serta mencari hubungan antara konsep dan struktur matematika itu”.
Dalam pembelajaran matematika harus dipelajari secara bertahap, berurutan serta berdasarkan kepada pengalaman yang telah ada sebelumnya. Hal ini sejalan dengan pendapat Dienes (Hudojo, 1990: 92) bahwa: “belajar matematika melibatkan suatu struktur hirarki dan konsep-konsep tingkat lebih tinggi yang dibentuk atas dasar apa yang telah terbentuk sebelumnya”.
Jhonson & Myklebust (1967: 244) mengemukakan pengertian matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berpikir.
Lerner (1988: 430) mengemukakan bahwa: Matematika di samping sebagai bahasa simbolis juga merupakan bahasa universal yang memungkinkan manusia memikirkan, mencatat, dan mengkomunikasikan ide mengenai elemen dan kuantitas.
Sedangkan Kline (1981: 172) juga mengemukakan bahwa: Matematika merupakan bahasa simbolis dan ciri utama dari matematika adalah penggunaan bernalar deduktif, tetapi juga tidak melupakan cara belajar induktif.
Dari berbagai pendapat yang telah dikemukakan menunjukkan bahwa secara kontemporer pandangan tentang matematika lebih ditekankan pada metodenya daripada persoalan pokok matematika itu sendiri.
2. Hakikat proses belajar mengajar matematika di SD
Untuk memahami pengertian proses belajar mengajar matematika, kita uraikan dulu istilah proses, belajar, mengajar dan matematika. Proses dalam pengertiannnya di sini merupakan interaksi semua komponen atau unsure yang terdapat dalam ikatan untuk mencapai tujuan Suryanto (1998) mengemukakan bahwa: belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungannya. image Sedangkan Mark (1998) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu perubahan yang relative permanent dalam suatu kecenderungan tingkah laku sebagai hasil dari praktek atau latihan. Jadi berdasarkan definisi belajar di atas dapat dirumuskan definisi belajar yaitu proses perubahan tingkah laku yang dialami oleh individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Perubahan yang terjadi dapat berupa perubahan dalam kebiasaan (habit), kecakapan (skill), pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan ketrampilan dasar (psikomotor). …………………….
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa untuk menentukan hasil penjumlahan atau pengurangan bilangan bulat ternyata bisa dilakukan dengan menggunakan media penggaris dan manik bilangan.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka disarankan hal-hal sebagai berikut:
1. Dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, guru diharapkan menjadikan media penggaris dan manik bilangan sebagai suatu alternatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.
2. Guru diharapkan membuat media penggaris dan manik bilangan yang lebih menarik lagi. 3. Media penggaris dan manik bilangan dapat dijadikan inventaris sekolah agar dapat digunakan setiap saat
 http://suhartini-surattemanmail.blogspot.com/








Mau Bergabung sebagai komunitas guru Dengan baik dan bahagia ???

Kunjungi Komunitas guru disini
Silahkan bergabung dan kunjungi,
Kunjungi Sekarang juga !

Dunia pendidikan tetaplah bergabung kami disini
Hanya 25 ribu/Bulan,
Kunjungi Sekarang juga !

Karya ilmiah pendidikan disini
Hanya 25 ribu/Bulan,
Ikuti dan kunjungi Sekarang juga !

3 komentar: