Suhartiniblog
TUT WURI HANDAYANI ING NGARSO SUN TULODO

Selasa, 30 Agustus 2011

MEMBESARKAN ANAK SECARA POSITIF DI DUNIA YANG NEGATIF


 

Sebagai orang tua Kristen , kita terkadang hidup dalam kecemasan dan ketakutan berlebih sehingga kita memberi benteng pada anak- anak kita. Kita memasukan mereka kedalam beberapa aktifitas ekstrakulikuler yang menurut kita baik dan menghindarkan mereka pada pergaulan yang merusak.

Kita banyak disibukan kepada hal-hal yang tidak kita kehendaki terjadi pada anak-anak kita – “saya tidak mau mereka terlibat pada obat-obatan terlarang” atau “Saya tidak mau mereka terlibat pada hubungan sex diluar nikah” . Semua itu adalah ketakutan, yang akan membawa kita pada pendekatan defensive, atau sebaliknya, terlalu berlebihan dalam melindungi kehidupan mereka.

Hasilnya adalah kita akan menekan anak-anak kita atau mengisolasi mereka, melarang mereka mengikuti beberapa aktifitas atau bergaul dengan orang atau hal-hal yang menyakiti mereka. Semua ini mendorong menjauhkan kita dari  usaha mengembangkan karakter anak-anak kita, karena kita selalu memberikan penekanan pada hal-hal negative daripada hal yang positif.

Apa yang dilakukan menjadi kontraproduktif, memerlukan banyak usaha dari kita, bahkan mengharuskan kita berada bersama anak kita kemana saja mereka pergi. Mengajar mereka hanya selalu bergantung pada diri kita dalam menghindari dunia yang penuh dengan perkara negative. Yang menyebabkan mereka tidak belajar bagaimana hidup positif dalam ketergantungan kepada Allah.
Keinginan kita dalam melindungi anak kita membuat kita tidak percaya pada mereka, yang akan sangat mempengaruhi mereka pada akhirnya.Ketidakpercayaan dan kecurigaan dapat menjadi suatu nubuatan yang bisa tergenapi dengan sendirinya, apa yang kita cemaskan malah terjadi pada anak-anak kita.


Allah bapa kita, memiliki banyak nasehat bagaimana mengajar dan mengasuh anak-anak. Beberapa di antaranya sangat umum hanya berupa gambaran besar saja, dan beberapa di antaranya sangat khusus. Ada empat prinsip dasar yang bisa kita gunakan untuk mendasari kita menjadi orang tua yang Alkitabiah dalam mendidik anak-anak kita. Kita akan membahas prinsip satu dan dua terlebih dulu pada tulisan kali ini.

Prinsip Pertama ; Menetapkan Sasaran yang Jelas.
Gambarkan suatu titik target, suatu titik sasaran yang dikelilingi lingkaran-lingkaran kosentris. Gambaran itu menjadikan prinsip pertama, sebuah prinsip yang menghindarkan kita menjadi orang tua yang pasif atau reaktif menjadi orang tua yang memiliki tujuan. Suatu sasaran yang jelas dan positif yang akan membuat perbedaan pada kehidupan anak-anak kita. Kita harus meyakini prinsip tersebut dengan teguh, karena tanpa tujuan yang jelas akan menyebabkan kita tidak kemana-mana.Penentuan target menjadi sangat penting, kita harus bisa menentukan dengan baik bukan berdasar pada suatu kebiasaan atau budaya atau dari lingkungan tetapi harus berdasar pada Allah yang akan memberikan buah pada kehidupan anak-anak kita.

Seringkali lingkungan menentukan pola penentuan target kita, menjadikan kita memiliki tujuan untuk anak-anak kita menjadi ahli pada bidang atletik, mempunyai keahlian dibidang kesenian, unggul dibidang pelajaran, yang menghindarkan pembentukan bait Roh Kudus dan membantu memenuhi panggilan Allah pada diri anak-anak kita.

Jadilah orang tua yang efektif.
Dalam Efesus 6 : 4, Allah memberikan intisari starteginya pada kita, “Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu”  Ini suatu perintah negative, tetapi paulus berbalik dan menyatakan secara positif : “Tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan.”  Intinya adalah menciptakan kondisi yang memungkinkan bagi anak kita untuk memahami dan berpegang pda perintah dan jalan-jalan Allah. Fokuslah pada hal-hal penting dan berilah ruang kepada hal-hal yang kurang penting.

Memberikan kepercayaan kepada anak kita adalah hal terpenting, yang akan membantu mereka memiliki  kemampuan bertahan hidup, daripada kita harus menemani disetiap langkah hidupnya. Apabila anak kita mempelajari karakter ilahi dengan baik, maka kita tidak perlu memasang larangan-larangan rohani disekitar mereka.

[Alm] Petrus Purnama, Ketua Field Office Worldteach Yogyakarta.
Diolah dari dari Materi Worldteach : Effective Parenting in a Defective World.

0 komentar:

Posting Komentar