Suhartiniblog
TUT WURI HANDAYANI ING NGARSO SUN TULODO

Selasa, 30 Agustus 2011

MENCIPTAKAN KREATIF ANAK MENJADI POSISTIP BAGI ORANG TUA

Tidak salah bila ada pepatah yang mengatakan bahwa buah jatuh tidak jauh dari pohonnya, atau Air Cucuran atap jatuhnya ke pelimbahan jua. Anak mewarisi segala sesuatu yang dimiliki oleh orang tuanya. Baik buruknya anak tergantung dari cara mendidik orang tua karena lingkungan yang paling dekat dengan anak adalah Keluarga (ada unsur Orang Tua) dan Anak paling sering berinteraksi dengan lingkungan ini sehingga mental, sifat dan karakter anak paling banyak terbentuk dari lingkungan keluarga! 

Menjadi orangtua memang tak ada sekolahnya bahkan tak ada mata pelajaran yang mengajarkan bagaimana cara menjadi orang tua yang baik. Belajar dari pakar bisa menjadi cara agar orangtua lebih tepat mengasuh anak. Dimulai dari pengamatan belajar untuk mengetahui tumbuh kembang anak, dan memahami prinsip positive parenting (Mengasuh secara positif). Dengan begitu orangtua lebih mampu mendukung stimulasi positif untuk anak dan mengatasi berbagai kendala dalam masa tumbuh kembang anak.
Apa sebenarnya hasil yang bisa dicapai orangtua dengan memahami ilmu parenting? Dukungan yang tepat dari orangtua membantu tumbuh kembang anak lebih optimal dalam ranah fisik-motorik, psikososial/kepribadian, kemampuan bahasa, berpikir, kecerdasan, dan kreativitas.
Play Terapist dan psikolog Lembaga Psikologi Terapan UI, Dra Mayke S. Tedjasaputra, MSI, mengatakan, anak akan memiliki kemampuan berpikir jernih, kritis, berbicara dengan bahasa terstruktur dan kreatif jika didukung dengan pengasuhan yang tepat dari orangtuanya.
“Kemampuan ini sering dilupakan sistem pendidikan,” kata Mayke, saat peluncuran rumah edukasi parenting beberapa waktu lalu.
Bagaimana menjadi orangtua yang positif?

1. Percaya diri dan  tumbuhkan kepercayaan kepada anak
Mayke menjelaskan orangtua perlu menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung anak untuk bereksplorasi. Karena dengan mendapatkan kedua hal ini, anak bisa mengawali langkahnya bereksplorasi. Ingat memberikan kebebasan untuk anak bereksplorasi sama saja dengan merangsang dan memberikan kebebasan anak untuk bersikap kreatif

Caranya, orangtua perlu percaya diri sehingga tidak mudah khawatir atau cemas dengan apa yang dilakukan anak. Lalu berikan juga kepercayaan dan kesempatan kepada anak untuk mencoba hal baru serta rangsanglah anak untuk menciptakan sesuatu yang baru yang bisa merangsang kreatifitas mereka.
“Orangtua yang takut anaknya sakit lalu membatasi aktivitasnya justru membuat anak tidak berkembang dan pemikiran akan terkekang sehingga ide kreatif yang kadang-kadang muncul dipikiran anak terpendan dan akhirnya akan hilang. Orangtua perlu memberikan tempat bermain yang aman dan nyaman agar anak bisa tumbuh optimal dalam lingkungan fisik dan psikososialnya,” lanjutnya.

2. Menyisihkan waktu bersama (Adakan kebiasaan untuk berkumpul bersama)
Hubungan yang sehat dan lekat dengan anak perlu dibangun dan diupayakan oleh orangtua. Bagaimanapun perhatian dan dukungan positif dari Anda memberikan rasa percaya diri kepada anak.
Caranya, cari dan ciptakan waktu untuk melakukan kegiatan bersama dan berkomunikasi dengan anak. Dengan cara ini anak merasa dicintai. Kepercayaan dirinya tumbuh optimal dengan waktu khusus yang diberikan orangtuanya untuk membangun hubungan.
berikanlah masukan-masukan positif, pendapat dan ajarkan rasa tanggung jawab terhadap anak, ajak anak untuk menyelesaikan persoalan-persoalan kecil dan hargai pendapat mereka contoh…..Ayah lihat kok kamar mandi kita kotor dan bau ya? kalau menurut adi gimana? perlu dibagi tugas donk? adi punya pendapat lain?

3. Jadilah teladan
Salah satu tugas orangtua adalah menanamkan nilai positif secara konsisten dengan melakukan hal-hal yang mudah di ingat dan dilihat! Jangan sekali-kali konsistensi tersebut kita langgar dengan alasan yang mengada-ada di depan anak. Anak akan tumbuh dengan memahami makna tanggungjawab jika orangtua menjalankan tugas penanaman nilai dengan tepat.
Caranya, berikan contoh dan teladan yang baik bagi anak, berikan rambu tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan, dan yang terpenting konsistensi intra dan inter individual.
“Jika orangtua bangun pagi dengan bermalas-malasan, anak akan mencontoh. Maka, jadilah teladan yang baik,” kata Mayke.

Sedangkan untuk tetap konsisten, pastikan ayah maupun ibunya tidak dipengaruhi emosi dalam memberikan rambu kepada anak. Jangan membuat anak bingung dengan sikap berbeda dari ayah dan atau ibunya, maupun inkonsistensi keduanya dalam menjalankan pengasuhan. Anak akan menjadi bingung dan was-was, mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak.

4. Memahami anak
Anak akan tumbuh optimal jika mendapatkan pemahaman dan stimulasi yang sesuai dari orangtuanya. Karenanya orangtua perlu mengenali kelebihan dan kekurangan anak.
Jangan menekan anak untuk diam, misalnya. Anak tiga tahun bisa duduk diam itu sudah luar biasa, tetapi jangan memaksanya,” kata Mayke.

Stimulasi berupa pujian juga boleh diberikan, tetapi jangan berlebihan. Ungkapkan rasa bangga saat anak Anda berhasil menghabiskan makanannya atau saat mendapatkan prestasi di sekolahnya. Namun jangan berhenti di situ, anak pun memerlukan dukungan saat ia gagal atau bahkan ragu ketika melakukan sesuatu. Dorongan dan dukungan positif dari orangtua membantu perkembangan anak.

5. Mampu mengatasi stres
Kunci sukses positif parenting adalah juga kemampuan orangtua mengatasi stres atau tekanan. Kemampuan mengatasi stres akan mempengaruhi komunikasi dengan si kecil, menjadi lebih positif. Sebisa mungkin stress yang kita alami jangan dibawa pada lingkungan anak dengan cara marah tanpa sebab atau sikap-sikap negatif yang dimata anak dianggap sebagai sesuatu yang mereka takuti!
Caranya, orangtua perlu belajar mengendalikan diri dalam mengatasi emosi. Jika merasa perlu mintalah bantuan ahli atau lakukan saja relaksasi maupun hubungan spiritual.

Ketika menghadapi masalah, sebaiknya orangtua perlu fokus pada solusi dan bukan lari dari kenyataan. Termasuk ketika konflik terjadi pada pasangan, maka sebaiknya bangun komunikasi terbuka antarpasangan. Ciptakan juga komunikasi terbuka dengan orang yang terlibat dalam pengasuhan seperti teman atau orangtua. Selain bisa belajar dari pengalaman orang lain, Anda juga bisa sekaligus menyatukan pemahaman tentang bagaimana pola asuh di rumah agar mereka bisa memahami dan mengikuti saat berada di dekat buah hati Anda.

6. Terakhir orangtua juga perlu terus belajar mengenali kelebihan dan kekurangan diri.
Mengembangkan sikap mau belajar dan mau berubah menjadi cara untuk mengeksplorasi diri lebih positif sebagai orangtua.sering-seringlah ngobrol dan berkomunikasi dengan anak dan lakukan intropeksi bersama pasangan anda apa kelebihan atau kekurangan masing-masing dalam mendidik anak!

anak adalah aset masa depan dan juga merupakan aset sumberdaya negara jadi jangan sampai didikan kita menciptakan monster dimasa yang akan datang!

sumber tulisan : http://pandjiwinoto.co.cc/

0 komentar:

Posting Komentar